Ruteng, Suaranusantara.co – Bupati Manggarai Herybertus G. L. Nabit melaporkan warga aliansi Poco Leok ke Kepolisian Resort (Polres) Manggarai.
Laporan polisi itu terbit pasca aliansi pemuda Poco Leok melakukan demonstrasi menolak proyek pembangunan Geotermal pada Senin (3/3/2025).
Dalam laporannya, Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai melaporkan warga aliansi yang telah merusak pagar kantor Bupati Manggarai.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polres Manggarai, I Made Budiarsa ketika dihubungi media ini melalui pesan WhatsApp pada Selasa (4/3/2025).
“Siang pa, iya kemarin sudah dilaporkan. Kabag umum pemda yg buat laporan”, jawab I Made dalam pesan WhatsAppnya.
Laporan kepolisian ini bermula ketika pada saat pelaksanaan aksi, sejumlah demonstran hendak memasang spanduk tuntutan mereka di pagar kantor bupati.
Pagar yang bersamaan tersebut dijaga ketat oleh aparat kemanan Polres Manggarai dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang mengkawal jalannya aksi.
Aksi saling dorong antara pihak keamanan dan masa aksi tak terhindarkan. Pagar kantor bupati pada akhirnya rubuh. Beruntung, kejadian tersebut tidak menyebabkan korban jiwa.
Menanggapi laporan tersebut, Koordinator Aksi Tino Jaret, belum mau memberikan tanggapan. Ia mengaku tetap fokus pada tuntutan aksi yang ingin disampaikan oleh kelompoknya.
“Kami belum mau menanggapi laporan itu. Saat ini kami masih fokus mendampingi masyarakat di Poco Leok”, ujar Tino.
Untuk diketahui, selain mendesak Bupati mencabut SK penetapan lokasi wilayah panas bumi di Poco Leok, ada juga sejumlah poin tuntutan lain yang disampaikan oleh masa aksi tersebut.
Dalam rilis sikapnya, masa aksi juga mendesak PLN UIP Nusra untuk menghentikan seluruh aktivitas di Poco Leok, dan penghentian intimidasi dan politik pecah belah yang dilakukan Pemerintah dan Aparat Keamanan.
Masa aksi juga menuntut penghentian upaya sertifikasi tanah ulayat, Bank KFW Jerman juga diminta menghentikan pendanaan dan mendesak Kementrian ESDM mencabut SK penetapan Flores sebagai pulau panas bumi.
Sementara itu, Bupati Manggarai Hery Nabit tak bergeming dan tetap pada pendiriannya untuk melanjutkan proyek pembangunan Geotermal di Poco Leok.
Nabit mengaku, kebutuhan listrik merupakan hal yang penting dan mendesak untuk dipenuhi. Hal itu ia sampaikan saat beraudiensi dengan perwakilan masa aksi di Aula Nuca Lale, kantor Bupati Manggarai.
“Kita tahu penyediaan listrik ini bukan soal yang bisa dibangun dalam satu malam atau satu bulan. Kalau mau menyediakan listrik untuk sekian banyak orang, itu prosesnya bertahun-tahun lagi”, terang Nabit.
Penulis: Patris Agat