Labuan Bajo, suaranusantara.co – Salah seorang warga yang mengaku sebagai pemilik kayu dengan getol ingin melawan tindakan BPOLBF yang menahan kayu yang baru saja disensor dari lahan miliknya tiba-tiba diam, diduga sudah dilakukan upaya “tutup mulut” agar berhenti menyampaikan protes melalui media.
Penahanan itu dilakukan disaat Spandi selaku yang mengaku sebagai pemilik kayu itu hendak mengangkut kayu tersebut dari Para Puar pada Senin, 6/10/2025 sekitar pkl. 18.00 Wita
Kata dia (Spandi) kayu itu sudah dibeli oleh keluarganya yang merupakan salah satu anggota satuan Pol PP Manggarai Barat.
Semula Spandi dengan garang untuk tetap melakukan perlawanan karena kayu yang dirawatnya sejak tahun 1999 dirampas oleh BPOLBF tiba-tiba diam kuat dugaan sudah ada upaya “tutup mulut”.
“Kehadiran BPOLBF ini dengan dalilnya sendiri utk mengambil tanaman masyarakat dengan cara memeras merampas untuk kepentingan mereka maka oleh karena itu apa pun dalilnya mereka kami warga/pemilik lahan tetap konsisten untuk menolak kehadiran BPOLBF karna tidak ada dampak positif bagi masyarakat khusunya warga komunitas rancang buka malah ini adalah sebuah tindak pembunuhan halus terhadap ekonomi masyarakat lokal,” ujar Spandi
Sikap perlawanan ini tidak lagi dilakukannya malah tiba-tiba diam dan tidak lagi memberikan informasi lebih lanjut soal penahanan kayu itu.
Hal ini diketahui setelah awak media ini mendapat informasi dari salah seorang warga bahwa Spandi berencana menjumpai Direktur Destinasi di lokasi Para Puar.
Kata Warga itu “tadi Spandi ke rumah saya untuk memberitahu bahwa dia mau bertemu pa Kons, Dirut Destinasi. Lalu saya katakan tolong beritahu wartawan untuk diberitakan lagi” unkap warga yang enggan menyebutkan namanya itu kepada suaranusantara.co Kamis (9/10/2025) satu hari setelah berita diterbitkan.
Setelah mendapat informasi itu, awak media ini berusaha untuk mengkonfirmasi Spandi melalui pesan whatsap.
Pesan yang dikirim terlihat hanya centang satu dan hingga berita ini diterbitkan ia (Spandi) belum merespon konfirmasi media.
Respon Kepala Divisi Humas BPOLBF atas kehadiran wartawan
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv. Humas) Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Kabupaten Manggarai Barat Sisilia Jemana saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan bahwa ia sudah terbiasa dengan wartawan.
Namun faktanya Kadiv Humas yang kerap dipanggil Sisilia itu justru merasa terganggu dengan kehadiran wartawan yang akan memberitakan tindakan BPOLBF menahan kayu milik warga itu.
Ia (Sisilia) mengaku terbiasa dengan wartawan dan sering bersama wartawan namun ia malah menyebutkan nama Sil wartawan dari Ruteng yang sudah meninggal.
“Kami sudah terbiasa dengan media dan saya baru dengar nama media suara nusantara. oh kalau Om Sil itu suara saya lupa lagi suara apa itu ada namanya suara itu om Sil namanya yang di Ruteng tetapi sering ke sini. Senior sih tetapi sudah meninggal,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan kekesalannya terhadap Spandi yang menyampaikan persoalan ini kepada media.
“Kenapa dia tidak ke sini saja dari pada dia kirim media kami justru menunggu. Tidak semua diselesaikan di media. Saya mau tanya tanahnya di sebelah mana dan Para Puar itu lahannya siapa?,” tandas Sisilia sembari meminta media untuk memastikan status kepemilikan lahan itu.
Respon Kadiv Humas atas kehadiran media dalam rangka mengejar keberimbangan informasi dianggap sebagai upaya untuk meredam keterbukaan komunikasi publik bahkan ia ia mengatakan tidak perlu melaporkan pada Polisi.
Pihaknya mengatakan Kami menunggu dia dari tanggal 10 trus kenapa harus dengan media tidak semua komunikasi harus dengan media.
Dihadapan empat orang anggota Humas yang mendampinginya saat diwawancarai wartawan, Sisilia mengaku paham kerja pers namun ia juga mempertanyakan mengapa persoalan ini di media kan.
“Saya background jurnalistik jadi saya paham kerja pers. Pekerjaan pers itu netral tidak berada posisi ke kiri atau ke kanan. makanya saya bilang engga usah ke pers de kenapa langsung ke media, engga usah juga ke polisi. Trus kalau ada sesuatu yang salah apa saya langsung media atau langsung ke Polisi diskusikan dengan kami seperti kita hidup bertetangga,” pungkas Sisilia yang mengaku paham dengan kerja pers itu.
Beberapa jam setelah berita diterbitkan salah seorang anggota Humas BPOLBF atas nama Julia Hurmali mengirimkan pesan whatsap bahwa sorenya Spandi akan ke kantor.
Selanjutnya ia (Julia) mengatakan “Selamat pagi, BPO sedang berupaya untuk bisa bertemu dengan Pak Supandi,” ungkap Julia dalam percakapan via whatsap dengan wartawan media ini.
Diketahui bahwa dalam berita sebelumnya terjadi kesalahan dalam menuliskan nama kadiv Humas merupakan kekeliruan dari wartawan. Nama itu sudah diperbaiki diganti dengan nama yang sebenarnya