Jakarta, Suaranusantara.co – Hanya 46 persen warga yang bersedia menerima vaksin anti Covid 19. Sementara 28 persen menyatakan tidak mau divaksin. “Ada 23 persen yang menyatakan masih ragu. Ini temuan yang perlu mendapat perhatian serius,” kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani di Jakarta, Selasa, 23 Maret 2021.
Ia menyebut hal itu berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Survei yang mencakup semua provinsi di Indonesia ini di lakukan pada 28 Februari 2021 – 8 Maret 2021. Survei di lakukan dengan metode wawancara tatap muka dengan melibatkan 1.220 responden yang di pilih secara acak. Tingkat kesalahan (margin of error) survei mencapai 3,07 persen.
Menurut Deni, bila pencegahan penyebaran Covid-19 hendak di capai secara efektif, di perlukan minimal 70 persen warga yang memiliki kekebalan tubuh terhadap virus Corona.
“Hanya bila 70 persen itu tercapai maka Indonesia akan memiliki herd immunity yang diperlukan untuk membasmi Covid-19,” ujar Deni.
Faktor Yang Mempengaruhi
Ia menegaskan terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi kesediaan seseorang untuk di vaksin. Pertama, soal keyakinan bahwa vaksin aman. Survei menemukan 64 persen warga yang percaya bahwa vaksin aman, bersedia untuk di vaksin. Sementara 16 persen warga yang percaya vaksin aman, tidak bersedia untuk di vaksin.
Kedua, pengaruh dari adanya kampanye menolak vaksin. Sekitar 35 persen warga yang pernah mendapat ajakan untuk menolak vaksin menyatakan bersedia di vaksin. Sementara 47 persen warga yang tidak pernah mendapat ajakan menolak vaksin, bersedia di vaksin.
Ketiga, rasa kekhawatiran atau ketakutan akan penularan Covid-19. Survei menemukan 59 persen warga yang menyatakan sangat takut tertular vaksin menyatakan bersedia di vaksin. Sementara 38 persen warga yang menyatakan tidak takut tertular Corona menyatakan bersedia di vaksin.
Keempat, persepsi tentang masih terus bertambahnya kasus penularan Covid-19. Survei menemukan 52 persen warga yang percaya jumlah terinfeksi Covid-19 semakin banyak, menyatakan bersedia di vaksin. Sementara hanya 39 persen warga yang tidak percaya jumlah terinfeksi Covid-19 semakin banyak, menyatakan bersedia di vaksin.
“Pemerintah perlu melawan kampanye anti vaksin, meyakinkan rakyat bahwa vaksin aman, meyakinkan publik bahwa bahwa pandemi belum berakhir dan setiap warga bertanggung jawab untuk mencegah penyebaran wabah,” tutup Deni.