Kupang, Suaranusantara.co – Senator NTT (Anggota DPD RI asal Provinsi Nusa Tenggara Timur) Abraham Liyanto membagikan 1.300 paket Sembilan Bahan Pokok (Sembako) di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Bantuan itu terutama untuk masyarakat miskin dan yang terkena dampak pandemi Covid 19.
“Itu bentuk tali kasih kami kepada masyarakat di sana. Semoga bisa membantu sekalipun nilainya kecil,” kata Abraham di Kupang, NTT, Rabu, 28 Juli 2021.
Ia menjelaskan pembagian Sembako itu sebagai bagian dari kegiatan reses. Pekan lalu, Sembako yang terdiri atas beras, mie dan minyak goreng itu telah dibagikan ke delapan desa di TTS.
“Tiap desa dapat 100 paket. Jadi tahap pertama, totalnya 800 paket,” ujar Ketua Kadin Provinsi NTT ini.
Senator NTT yang duduk di Komite I DPD ini mengaku pekan depan, akan kembali membagi kembali paket Sembako. Sasarannya masih lima desa di TTS dengan jumlah Sembako 500 paket.
“Kami pilih TTS karena kabupaten ini penduduk miskinnya masih tinggi. Tingkat kekeringan di sana juga tinggi,” tutur pemilik Universitas Citra Bangsa (UCB) ini.
Koordinasi
Menurutnya, sasaran penerima terutama kepada masyarakat yang tidak mendapatkan Bantuan Sosial (Bansos) dari pemerintah. Penyaluran bantuan d ikoordinasikan oleh Kepala Desa setempat.
“Kita mencari yang belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. Supaya mereka merasakan juga dapat bantuan,” tegas Abraham.
Selain membagi Sembako, Abraham juga mengisi kegiatan reses dengan melakukan pengawasan penggunaan dana desa. Kepada para Kepala Desa (Kades), Abraham mendorong agar memberdayakan keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Pasalnya kucuran dana desa dari negara kemungkinan tidak akan bertambah lagi. Maka yang bisa menambah pemasukan kas desa adalah hasil kegiatan BUMDes.
“Pengamatan saya, masih banyak BUMDes yang belum berfungsi dengan baik. Belum ada yang bisa menghasilkan uang untuk menambah kas desa. Padahal jika mereka bisa kelola dengan baik, bisa menambah insentif di luar gaji bagi Kades dan perangkatnya, termasuk para pengurus BUMDes,” jelas Abraham.
Dia juga mengingatkan para Kades agar mengelola dana desa dengan benar dan transparan. Para Kades di minta hindari praktik korupsi atau memperkaya diri.
“Data yang saya punya, sudah hampir 60 Kades di NTT yang masuk hotel prodeo (penjara, Red). Saya berharap tidak terus bertambah. Pakailah dana desa untuk mempercepat pembangunan di desa, bukan memperkaya diri para aparat desa,” tutup Abraham.