Jakarta, Suaranusantara.co – Pemuda Katolik di minta sebagai misionaris yang menjaga Pancasila, serta menyebarkan dan mewujudkan nilai-nilai Pancasila.
“Sebagai orang Katolik, anda terpilih untuk melayani sebagai generasi muda penjaga masa kini dan masa depan. Pergilah kamu di utus. Di utus untuk menjadi misionaris. Dalam bahasa negara kalian adalah misionaris Pancasila. Misionaris yang menyebarkan dan mewujudkan nilai-nilai Pancasila,” ujar Romo Y. Edi Mulyono, SJ selaku Vikep Keuskupan Agung Jakarta saat memberikan sambutan pembukaan KKM Pemuda Katolik DKI Jakarta secara daring, Selasa, 163 Maret 2021.
Romo Edi mengatakan, misionaris bukan hanya Pastur, Bruder dan Suster, tetapi semua umat Allah termasuk Pemuda Katolik adalah juga Misionaris Pancasila.
Di mana, kata dia, Iman akan Allah Maha Pengasih dan Penyayang diwujudkan dalam sikap, tindakan, perkataan, pikiran dan kepedulian yang berperikemanusiaan, adil dan beradab, menjunjung persatuan dalam berbangsa, menjunjung demokrasi serta keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Romo Edi menambahkan, setelah lima tahun Keuskupan Agung Jakarta menjalankan arah dasar terkait dengan amalkan Pancasila, maka sudah saatnya untuk menjalankan prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja itu.
Di antaranya: Pertama, penghormatan akan martabat manusia sebagai gambar dan citra Allah. Kedua, prinsip bonum commune atau kebaikan bersama. Ketiga, keberpihakan kepada mereka yang miskin, lemah, kecil, tersingkir dan difabel. Keempat, dengan prinsip solidaritas dan subsidiaritas dan Kelima, mempedulikan kelestarian lingkungan hidup.
Martabat Manusia
Sementara itu, Pastor Moderator Pemuda Katolik DKI Jakarta, Romo Adrianus Suyadi mengatakan, nafas gerakan Pemuda Katolik mengajak para peserta mendalami Ajaran Sosial Gereja sebagai ajaran atau doktrin Gereja Katolik tentang martabat manusia dan hidup bermasyarakat.
“Ajaran Sosial Gereja di dasari akan keyakinan bahwa Tuhan mempunyai rencana bagi ciptaan-Nya. Yakni membangun Kerajaan Allah yang di penuhi dengan kasih, perdamaian dan keadilan. Kita di panggil untuk terlibat aktif membangun Kerajaan tersebut dalam seluruh aspek kehidupan manusia,” tuturnya.
Ia pun menjelaskan bahwa menyangkut harkat dan martabat, landasan Ajaran Sosial Gereja adalah komitmen kuat pada martabat dan harga diri setiap manusia tanpa terkecuali.
“Setiap pribadi manusia bukan hanya seorang individu yang suci, tetapi juga bersifat sosial,” katanya.
Dalam hal kesejahteraan umum bonnum commune, kata dia, harus mempertimbangkan kebaikan bagi orang lain dan kebaikan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia dalam mengorganisir masyarakat secara ekonomis, politis dan legal.
Kemudian, pada sisi Solidaritas, kasih terhadap sesama, belajar mewujudkan nilai solidaritas berarti belajar bahwa mencintai sesama memiliki dimensi global dalam dunia yang saling tergantung ini.
Selanjutnya, tentang merawat ciptaan Tuhan, merawat bumi, harus bertanggungjawab untuk melindungi dan mengharagai keanekaragaman ekologi bumi, keindahan dan harta yang menopang kehidupan.
Hak Azasi Manusia
Adapun mengenai subsidiaritas dan peran pemerintah adalah sarana untuk mempromosikan martabat manusia, melindungi hak-hak asasi manusia dan mengembangkan kesejahteraan bersama.
“Prinsip subsidiaritas hendaknya diwujudkan dengan mendelegasikan sedapat mungkin pengambilan keputusan di tingkat paling bawah,” ungkapnya.
Terkait partisipasi, Romo Adrianus menegaskan bahwa semua orang berhak untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat karena manusia adalah makhluk sosial dan bagaimana kita hidup bersama mempengaruhi martabat individu dan kemajuan masyarakat.
Lebih lanjut, ia menambahkan, kewajiban dan hak asasi manusia, semua mempunyai hak atas segala sesuatu yang diperlukan untuk memenuhi martabat manusia.
“Hak-hak yang muncul dari apa yang kita perlukan untuk hidup sebagaimana Tuhan kehendaki untuk kita,” tandasnya.
Penegakan Keadialn Sosial
Perihal penegakan keadilan sosial dan promosi perdamaian, jelas dia, kita dipanggil untuk mempromosikan sedapat mungkin pendekatan tanpa kekerasan untuk memecahkan suatu masalah, dan berkontribusi untuk menciptakan masyarakat dan dunia yang lebih adil.
Kemudian, dalam hal martabat pekerja dan hak pekerja, Ajaran Sosial Gereja berpegang bahwa pekerjaan itu bermartabat. Dan pada hakikatnya baik dan pekerja harus selalu di hormati dan di hargai.
“Jika martabat kerja di lindungi, maka hak-hak dasar para pekerja di hormati, hak untuk kerja produktif, hak atas upah yang layak dan adil, hak untuk berorganisasi. Dan bergabung dengan serikat pekerja, hak atas properti pribadi dan inisiatif ekonomis,” jelas Romo Adrianus.
Mike Verawati Tangka, Sekjen Koalisi Perempuan Indonesia mengajak para peserta sebagai pemuda Katolik untuk semakin memahami bagaimana peluang integrasi Ajaran Sosial Gereja dalam karya Pemuda Katolik.
Peluang Integrasi
Peluang itu di antaranya: Pertama, Pemuda Katolik dapat terlibat penuh dalam proses-proses demokrasi yang saat ini tengah berjalan. Meskipun proses demokrasi kita saat ini masih menghadapi ujian yang berat.
Kedua, Pemuda Katolik dapat mengambil ruang-ruang, kerelawanan yang lebih konkrit,. Apalagi saat ini kita menghadapi pandemik, sumbangsih orang muda sangat penting.
Ketiga, Pemuda Katolik di harapkan mampu mendorong youth mainstreaming dalam proses pembangunan. Karena kelompok muda di posisikan berbeda dengan kelompok lainnya.
Keempat, Pemuda Katolik dapat terlibat penuh dalam upaya-upaya global: SDG’s, Green Economic, G20, ASEAN Forum, dll.
Kelima, Pemuda Katolik berpeluang untuk mempromosikan HAM dengan inovasi-inovasi khas millennial, sehingga turut mengedukasi masyarakat.
Keenam, Pemuda Katolik dapat keluar dari kegiatan-kegiatan yang mainstream, membuat ruang-ruang belajar yang terbuka, dan merangkul.
Di ketahui, acara pembukaan KKM ini di buka secara resmi oleh Ketua Umum PP Pemuda Katolik Karolin Margret Natasa. Dan turut memberikan sambutan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
KKM ini di ikuti oleh sekitar 70 peserta dari utusan 12 Komda se-Indonesia.