Jakarta, Suaranusantara.co – Ketua Komisi 1 DPR Meutya Hafid mengemukakan pemanfaatan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di tengah wabah pandemi Covid-19 mampu meningkatkan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Apalagi prospek kegiatan ekonomi berbasis platform digital saat ini dianggap menjadi penggerak perekonomian Indonesia.
Hal itu disampaikan Meutya dalam webinar bertajuk Efektivitas Media Sosial Untuk Pemasaran UMKM di Jakarta, Jumat, 22 Oktober 2021. Webinar diselenggarakan DPR bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang diikuti 150 mahasiswa dari wilayah Sumatera Utara dan sebagian wilayah Jabodetabek. Selain Meutya sebagai keynote speaker, tampil pula Dosen Vokasi UI, Devie Rahmawati, dan Founder Popcorn Brontak, Miftahur Rizki Batubara.
Menurut Meutya, fenomena kehadiran media sosial sebagai dampak dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat luar biasa. Dengan berbagai layanan yang dapat digunakan, media sosial telah mengubah cara berkomunikasi dalam masyarakat.
Politisi perempuan Partai Golkar ini mengatakan pengadopsian teknologi internet di era pandemi Covid-19 pada berbagai bidang sangat diperlukan. Hal itu agar bisa melanjutkan kembali kegiatan dan aktifitas yang terhenti seperti aktivitas ekonomi.
DPR sendiri, lanjut Meutya Hafid, terus mendorong pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk berpartisipasi aktif dalam melakukan pelatihan-pelatihan. Tujuannya meningkatkan kemampuan para wirausaha seperti para pelaku UMKM dalam mengoptimalkan ruang digital guna meningkatkan transaksi dan nilai usahanya.
Sementara Dosen Vokasi UI, Dr Devie Rahmawati menyatakan UMKM, startup, dan korporasi harus berani memulai transformasi cara kerja dengan memanfaatkan teknologi digital. Penerapan teknologi dapat memberikan peluang bagi sebuah bisnis untuk dapat bergerak lebih cepat dan produktif walau bekerja secara jarak jauh.
Hal yang sama disampaikan Founder Popcorn Brontak, Miftahur Rizki Batubara. Menurutnya, popcorn brontak menjadi produk yang dipilih oleh Miftah dan kelompoknya untuk dikompetisikan dalam sebuah home business. Home business dimulai dari merancang mau buat apa, bagaimana produksinya, buat RAB nya, buat desain produknya (packaging) dan labeling), sampai cara jualnya, sehingga sampai ke customer.
“Pemasaran awal home business dilakukan dengan menawarkan pada teman dan grup-grup jualan di facebook,” ungkap Rizki.