Jakarta, Suaranusantara.co – Lumpia, atau ada juga yang menyebutnya dengan lun-pia (Hokkian), adalah jajanan khas Semarang yang melegenda. Lumpia ini sudah ada sejak tahun 1805. Dan yang menarik, dibalik resep penganan ini, ada kisah cinta antara pria Tionghoa dan perempuan Jawa.
Berawal ketika Tjoa Thay Yoe, seorang pedagang asal Tiongkok, yang merantau ke Semarang sekitar tahun 1800-an. Ia lalu membuka usaha kuliner sejenis martabak yang berisi rebung dan campuran daging babi yang di gulung dengan adonan crispy dan rasanya asin. Masyarakat setempat saat itu banyak yang menyukainya.
Usahanya bersaing dengan perempuan Jawa, bernama Warsi, yang menawarkan kuliner sejenis. Tapi berisi daging ayam cincang, udang, dan telur, dengan cita rasa manis, kegemaran orang Jawa.
Meski bersaing dalam usaha, tapi mereka berteman baik hingga menjadi sahabat, saling bertukar resep. Dan mereka akhirnya saling jatuh cinta.
Setelah memutuskan untuk menikah, mereka memadukan resep lumpia khas Tionghoa dan Jawa. Mereka saling menyesuaikan bahan yang mereka gunakan, termasuk mengganti daging babi dan minyak babi dengan daging ayam dan udang.
Demikian pula dengan bumbu-bumbu, mereka memadukan rasa manis dan asin pada lumpia, dan menyajikan lumpia dengan saus kental manis bersama daun bawang segar.
Citarasa Otentik Populer
Sajian kuliner dengan citarasa otentik ini masih bertahan hingga sekarang, dan di jalankan oleh generasi ketiga di kawasan Pecinan, yaitu Warung Lunpia Gang Lombok 11 , Semarang, Jawa Tengah. Mereka secara khusus hanya menjual lumpia saja.
Cita rasa Lumpia Gang Lombok yang enak dan lezat ini terkenal bukan hanya di wilayah Semarang, tetapi juga ke daerah-daerah lain dan sering jadi oleh-oleh khas Semarang.
Lumpia Gang Lombok di kelola oleh Purnomo Usodo alias Siem Swie Kiem, sebagai penerus generasi ketiga. Menurutnya, jenis lumpia goreng lebih banyak di gemari, karena renyah di bagian luar, dan gurih di dalam.
Selain lumpia goreng, ada juga lumpia basah yang berisi campuran rebung, ebi atau udang, pihi, serta orak-arik telur, dan di bungkus dengan kulit lumpia, yang di sajikan tanpa digoreng, dan rasanya tidak kalah lezat. Mau coba, guys?