Anggota Komite I DPD ini melihat bergabungnya sejumlah orang dalam ideologi terorisme karena pemahaman Empat Pilar bangsa yang lemah. Hal ini bisa terjadi karena pelajar terkait Pancasila dan pilar-pilar bangsa lainnya telah hilang dari pelajaran di sekolah.
“Ini memang dampak buruk dari tuntutan reformasi yang menghilangkan pelajaran Pancasila di sekolah-sekolah. Dulu zaman Orde baru, kan ada penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), sehingga pengenalan terhadap Pancasila cukup kuat. Sekarang hilang. Akibatnya, ada masyarakat yang gandrung terhadap ideologi lain,” jelas Abraham.
Dia setuju jika pelajaran Pancasila dan pilar-pilar bangsa lainnya kembali ke sekolah-sekolah. Tinggal format dan cara penyajiannya harus beda dengan model Orde Baru. Hal itu supaya tidak terjadi doktrinasi yang dimanfaatkan untuk kepentingan politik penguasa.
“Metodenya harus disesuaikan dengan trend masyarakat sekarang. Misalnya model pelajaran dengan lebih banyak nonton film. Atau materi Empat Pilar di share lewat Youtube supaya semua masyarakat bisa menontonnya,” tutup Abraham.