Surabaya, Suaranusantara.co – House of Sampoerna aslinya adalah bangunan bergaya kolonial Belanda yang di bangun sekitar tahun 1862, dan di gunakan sebagai panti asuhan. Kini bangunan tersebut telah menjadi Museum Kretek Indonesia.
Terletak di Jl. Taman Sampoerna 6, Surabaya, bangunan ini dulunya di beli oleh Liem Seeng Tee pada tahun 1932. lalu ia menjadikannya sebagai tempat pertama untuk memproduksi rokok Sampoerna.
Saat memasuki House of Sampoerna, aroma kuat cengkeh langsung mereba. Ini karena di lantai 2 gedung memang masih di gunakan sebagai tempat untuk memproduksi rokok. Sedangkan di lantai 1, terlihatn ruangan pameran produksi. Bahkan ada sepeda tua yang dulunya di gunakan oleh pendiri Sampoerna ketika ia berjualan rokok.
Di dalam museum terdapat mesin pencetak kotak rokok, berbagai barang dan perabot, photo, dll. Bahkan ada pula kebaya peninggalan istri Liem Seeng Tee yang di pamerkan. Selain itu, ada juga aneka tembakau dari berbagai daerah seperti dari Bali, pegunungan di Jawa Tengah, dll.
Yang menarik, di museum ini ada replika warung, namanya Warung Liem, yang menjual kebutuhan pokok dengan kelengkapan properti. Warung ini dulunya menjadi usaha pertama Liem Seeng Tee beserta istrinya.
Liem menikah dengan Siem Tjiang Nio dan menyewa sebuah warung kecil di Tjantian, Surabaya. Mereka menjual berbagai bahan pokok, buah-buahan, dan tembakau. Liem juga berjualan tembakau keliling dengan sepeda ontel. Perjuangan dan kerja keras Liem memulai usaha rokok Sampoerna membuahkan hasil dan berkembang pesat.
Sejarah dan Perjuangan Hidup
Industri rokok merk Sampoerna dalam sejarahnya memang selalu lekat dengan profil Liem Seeng Tee (1893-1956). Ia berasal dari keluarga miskin di provinsi Fujian-Cina yang bermigrasi ke Indonesia bersama ayah dan kakak perempuannya pada tahun 1898. Ia pindah setelah sang ibu meninggal.
Liem harus berpisah dengan kakaknya yang di adopsi oleh keluarga asal Singapura. Dalam keadaan miskin, di usia yang masih sangat muda ia terus berjuang setelah ayahnya meninggal.
Hingga Liem akhirnya di angkat sebagai anak oleh sebuah keluarga di Bojonegoro,Jawa Timur. Kala itu Liem pada usia 17 tahun. Ia mulai belajar meracik tembakau yang dijual secara asongan di stasiun dan gerbong kereta api. Lalu pada tahun 1912.
Pada 1913, Liem mendirikan perusahaan tembakau dan rokok dengan nama Handel Maastchapij Liem Seeng Tee yang berganti menjadi N V Handel Maastchapij Liem Seeng Tee. Setelah PD-II berakhir nama perusahaan itu berganti lagi menjadi PT HM Sampoerna. Ini adalah singkatan dari Hanjaya Mandala Sampoerna, yang tidak lain adalah nama Indonesia Liem Seeng Tee.(Red/SN)