Selain itu, perkembangan “bahan bakar” lanjutan otomotif dan alat berat adalah menggunakan fuel sell. Indonesia, kata dia, tidak boleh ketiggalan menggunakan teknologi berbasis hyrogen yang juga bisa, secara jangka pendek, disuplai oleh industri yang berbasis amonia.
Terkait itu, di Eropa – kata dia – sudah dikembangkan catalistic converter untuk mesin diesel. Tekknologinya sederhana karena menggunakan uera. Dan, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan teknologi ini karena menjadi penghasil urea terbesar di Asia Tenggara. Yang perlu dipupuki, kata dia, bukan hanya sawah, tetapi juga knalpot agar nox-snya bisa dikurangi.
“Kita yang pabrik pupuknya over supply dan ekspor. Tentu dari segi teknologi sudah memiliki kemampuan. Pemerintah sudah memberikan super industrian taxt untuk inovasi dan R and D yang besarannya hingga hingga 300%. Jadi pemerintah sebetulnya sudah siap untuk shifft ini dalam perkembangan R And D.
Di akhir sambutannya, Airlangga Hartartao tidak lupa menitipkan pesan bosnya, Presiden Jokowi. “Tadi Bapak Presiden menitipkan pesan supaya GIIAS ini terus menggerakkan industri otomotif di Indonesia,” tutupnya.
Karena masih berlangsung di tengah pandemi, acara ini menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Tidak semua wartawan peliput bisa masuk ke ruangan tempat acara pembukaan berlangsung. Hanya fotografer dan kameramen yang dibolehkan masik ke sana, juga dalam jumlah terbatas. Sementara wartawan lain mengikuti acara pembukaan secara virtual dari ruang pers. Dan, yang boleh masuk ke lokasi pameran ini hanya mereka yang sudah divaksin dua kali dan memiliki aplikasi peduli lindungi.