Bawaslu Goes To School
Seperti sebuah analaogi, hanya makanan yang sehat yang dapat menghasilkan lambung yang baik dan berkualitas. Sama pula dengan demokrasi, hanya proses dan penyelenggaran pemilu yang bersih yang dapat menghasilkan pemimpin yang baik dan amanah. Proses demokrasi yang menjunjung tinggi asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (Luberjurdil) menjadi domain dari fungsi pengawasan baik yang dilakukan para aparatur kepemiluan maupun keterlibatan dari semua unsur masyarakat sipil.
Bawaslu Goes To School, merupakan program Bawaslu Republik Indonesia dengan sasaran siswa SMA yang duduk di bangku kelas XI dan XII atau yang usianya sudah 17 tahun pada hari pemungutan suara 24 Februari 2024. Upaya progresif revolusioner ini dilakukan dalam kerangka mentransfer pengetahuan kepemiluan dan pendidikan politik bagi para pemilih muda(milenial) selaku kawah candradimuka dalam mewujudkan demokrasi yang partisipatif, jujur dan berkeadilan.
Selain itu, keterlibatan kaum muda dalam struktur penyelenggara Pemilu baik di bawah komando KPU maupun Bawaslu merupakan bagian integral dari kekuatan kaum muda yang masuk ke dalam sistem dan struktur kerja penyelenggaraan pemilu sebagai wujud partisipasi politik generasi muda yang nyata. Sebab di tangan pemilih muda, masa depan bangsa ini ditentukan melalui pemimpin yang diutus baik ke legislatif maupun eksekutif.
Dengan demikian cita-cita besar yang termaktub dalam Pancasila dan UUD 1945 yakni terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia melalui jalan demokrasi (musyawarah untuk mufakat), dengan tetap menjaga persatuan Indonesia dan menjunjung tinggi kemanusiaan yang adil dan beradab sesuai dengan kebudayaan nusantara dan dalam keagungan Tuhan Yang Maha Esa senantiasa tercapai.
Diakhir tulisan ini saya ingin mengutip ungkapan proklamator,”Pemilihan umum jangan menjadi tempat pertempuran, perjuangan kepartaian yang dapat memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.” – Ir.Soekarno.
Karena itu saya mengajak kaum muda kita untuk turut berpatisipasi aktif merawat demokrasi kita, merawat pemilu kita agar proses peralihan kepemimpinan nasional kita dapat berjalan dengan damai, berintegritas dan bermartabat tanpa adanya politik uang. Sebagai pemuda pelopor, kita mesti berkomitmen untuk menolak segala bentuk praktek politik uang yang menodai demokrasi kita, karena di tangan kitalah masa depan bangsa ini dipertaruhkan.
Mengutip kata-kata Najwa Shihab, “Usia muda adalah modal agar tangan terus terkepal, untuk arungi medan politik yang terjal.” Mari kita kaum muda singsingkan lengan baju, kepalkan tangan tinggi-tinggi ke langit sembari teriakan, “katakan tidak pada politik uang”. Semoga!