Jakarta, Suaranusantara.co – Bukalapak hari ini melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) Jumat (9/7/2021) dengan kode saham BUKA. Perusahaan menawarkan sahamnya di kisaran Rp 750-850 per lembar. Dan hari ini mengumumkan jadwal terkait aksi penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Di kutip dari prospektus ringkas, Jumat (9/7/2021) Bukalapak menargetkan bisa meraup dana hingga Rp 21,9 triliun.
Nantinya Bukalapak akan melepas 25.765.504.851 lembar saham biasa atas nama yang seluruhnya merupakan saham baru. Saham ini di keluarkan dari portepel Bukalapak dengan nominal Rp 50.
Ini artinya ada 25% saham perusahaan yang di lepas ke publik dalam IPO ini. Harga yang di tawarkan Rp 750-Rp 850 per lembar.
Penawaran awal akan di lakukan 9-19 Juli 2021. Kemudian tanggal efektif pelaksanaan IPO di tetapkan 26 Juli 2021. Kemudian masa penawaran umum perdana saham di lakukan pada 28-30 Juli 2021.
Selanjutnya sesuai keputusan RUPS perseroan akan mengalokasikan sebanyak-banyaknya 0,01% dari saham yang di tawarkan pada saat penawaran umum perdana saham untuk program alokasi saham kepada karyawan. Atau sebanyak-banyaknya 25.765.505 lembar saham dengan harga pelaksanaan ESA yang sama dengan harga penawaran.
Lalu Bukalapak juga akan mengalokasikan sebanyak-banyaknya 4,91% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum saham perdana untuk program management and employee stock option plan (MESOP) atau sebanyak banyaknya 5.060.345.153 miliar saham dengan pelaksanaan MESOP sekurang-kurangnya 90% dari rata-rata harga penutupan saham perseroan selama kurun waktu 25 Hari Bursa berturut-turut di pasar reguler sebelum permohonan pencatatan di lakukan ke BEI.
Penjamin pelaksana efek aksi korporasi ini adalah PT Mandiri Sekuritas, PT Buana Capital Sekuritas, PT UBS Sekuritas Indonesia dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Kinerja Perusahaan
Melansir detik.com, berdasarkan dokumen Laporan Keuangan Bukalapak tahun 2020 seperti dikutip Jumat (9/7/2021), perusahaan ternyata masih rugi sebesar Rp 1,3 triliun. Namun, bila dibandingkan tahun sebelumnya rugi itu mengalami perbaikan.
Di tahun 2019 rugi Bukalapak lebih besar, mencapai Rp 2,8 triliun. Sementara itu, di tahun 2018 perusahaan ini juga mengalami kerugian, jumlahnya mencapai Rp 2,2 triliun.
Di tahun 2020 Bukalapak sebenarnya memperoleh pendapatan sebesar Rp 1,3 triliun. Namun sayang Bukalapak masih memiliki beban yang juga sangat besar. Paling besar beban penjualan dan pemasaran dengan total Rp 1,5 triliun.
Beban terberat kedua untuk urusan umum dan administrasi sebesar Rp 1,4 triliun. Kemudian beban pokok pendapatan sebesar Rp 123 miliar, dan beban lainnya Rp 48 miliar. Beban-beban ini membuat Bukalapak mengalami rugi usaha sebesar Rp 1,8 triliun.
Di akhir 2020, Bukalapak mencatatkan aset sebesar Rp 2,5 triliun, jumlahnya naik dari tahun 2019 yang hanya mencapai Rp 2 triliun. Kemudian, total liabilitas Bukalapak di tahun 2020 sebesar Rp 985 miliar.