Jakarta, Suaranusantara.co – Vaksinasi Covid-19 merupakan salah satu solusi untuk menekan penyebaran infeksi virus SARS-CoV-2 yang di gencarkan. Tujuannya menciptakan herd immunity atau kekebalan kelompok. Terlebih dengan hadirnya varian baru Covid-19 yang terbukti lebih mudah menyebar dan menginfeksi. Bahkan, sekalipun bila protokol kesehatan telah di atur sedemikian rupa, namun penyebarannya masih sangat tinggi. Itulah mengapa pentingnya vaksinasi.
Suntik vaksin Covid-19 di berikan dalam dua dosis. Kedua dosisnya di pisahkan dalam rentang waktu yang berbeda-beda tergantung pada jenisnya. Beberapa jenis vaksin Covid-19 seperti Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer.
Namun terkadang, sebagian dari kita tak mendapat suntikan vaksin dosis kedua sesuai jadwal yang di tentukan. Bisa karena terinfeksi Covid-19, hasil skrining yang tak memenuhi syarat vaksinasi, atau ketersediaan vaksin yang minim.
Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan jika vaksinasi dosis kedua masih dalam rentang waktu yang di rekomendasikan oleh ahli, di nyatakan masih aman. Dan tak mengurangi efektivitas vaksin dosis pertama. “Sehingga antibodi kita masih dapat terbentuk dengan optimal melawan virus Covid-19,” ujar dia, di kutip dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Rentang waktu penyuntikan vaksin Sinovac adalah 28 hari, sedangkan vaksin AstraZeneca rentang 2 hingga 3 bulan. Kemudian, para penyintas Covid-19 dapat menerima suntikan vaksin setelah 3 bulan dinyatakan sembuh. Sementara itu, para penyintas yang sudah mendapatkan vaksin dosis pertamanya sebelum terinfeksi Covid-19, dapat melanjutkan dosis kedua setelah 3 bulan dinyatakan sembuh.
Apa yang harus di lakukan jika melewatkan dosis kedua vaksin?
Joseph Khabbaza, seorang dokter spesialis paru dan perawatan kritis, mengatakan kepada Cleveland Clinic bahwa jika terlambat vaksinasi kedua, saran terbaik adalah mengatur ulang jadwal vaksin sesegera mungkin. “Tidak peduli jangka waktunya, Anda akan tetap di anggap d ivaksinasi penuh untuk Covid-19 setelah suntikan kedua,” ujarnya.
Mengutip Manila Buletin, di sebutkan bahwa keterlambatan suntikan vaksin dosis kedua tak berpengaruh terhadap efektivitasnya sebagaimana di khawatirkan banyak orang. Asalkan, keterlambatan tak melebihi 6 bulan.
Sejalan dengan itu, Center for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut bahwa penundaan boleh di lakukan jika ada kendala yang tak dapat di hindari. “Di izinkan ketika penundaan tidak dapat di hindari. Tetapi, masih banyak yang harus di pelajari tentang bagaimana kita menanggapi vaksin ini,” tulis CDC seperti di kutip Tempo dari laman Cleveland Clinic.
Khazzaba mengatakan, kekebalan penuh sangat penting di capai guna melindungi setiap orang dari penyebaran virus Corona. “Selain membantu kami mencapai status kekebalan kelompok yang penting itu, vaksin telah terbukti sangat efektif melawan mutasi dan varian yang telah kami lihat sejauh ini,” jelasnya.