Bali, Suaranusantara.co – Sebuah spanduk provokatif bertulis, ”Setiap Orang Berhak Untuk Kebebasan Jangan Ganggu Kami” terpampang dipinggir jalan bundaran parkir Timur lapangan Renon, Desa Adat Sumerta Kelod, Denpasar Timur, Bali.
Tentu saja, spanduk provokatif itu di khawatir menimbulkan kesalahpahaman hingga menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat Bali.
Sejumlah masyarakat meminta agar aparat desa dan petugas berwenang mencopot spanduk tersebut. Dan mengambil tindakan terkait pemasangan beberapa spanduk liar tersebut.
“Saya melihat spanduk berisi tulisan tentang ketidakadilan yang terpasang di bundaran parkir timur lapangan Renon, Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur,” kata salah seorang warga bernama Pelo, Sabtu, 03 April 2021.
Menurut Pelo, tulisan di spanduk provokatif itu membuat resah. Karena memberi suatu pesan ketidakadilan yang muaranya akan mengarah ke unsur provokatif.
“Kemungkinan ini di lakukan oleh oknum yang merasa tidak terima dengan teguran terhadap salah satu instansi,” ucapnya.
Sebelum terjadinya gangguan kambtibmas, dia berharap agar desa adat setempat dapat melakukan penertiban terhadap spanduk liar itu.
“Demi menjaga keamanan dan ketertiban di masing-masing wilayah Denpasar,” tegasnya.
Baca juga: Kontemplasi di Goa Maria Bali
Kerukunan umat beragama di Indonesia bukan sekedar lip-service jika kita melihat sendiri dari dekat bagaimana satu persatu individu mendekatkan diri dengan keyakinan yang mereka miliki. Seperti halnya keberadaan Goa Maria di Bali yang penduduknya mayoritas beragama Hindu.
Di tengah kepenatan hari yang sibuk dengan aktivitas, Laura, ibu 2 anak mendatangi Goa Maria di gereja Maria Bunda Segala Bangsa di Nusa Dua, Bali. Tidak ada ritual khusus atau kostum tertentu yang di kenakannya. Cukup menggenggam kedua tangan, memejamkan mata, diam dan berdo’a dengan khidmat.
Saat diam itulah, pikiran yang biasanya berkelana di ajak berdamai dan tiap diri bisa melakukan komtemplasi.
Goa Maria banyak di temukan di tempat lain di bumi Nusantara ini, yang keberadaannya mengandung nilai historis. Dan pada umumnya kemudian menjadi destinasi wisata religi bukan hanya bagi umat Katolik. Tetapi juga umat beragama lain. Goa Maria yang berlokasi di outdoor tampak selalu di kelilingi taman bunga.