Pemilik Universitas Citra Bangsa Kupang ini menyebut penempatan guru P3K di sekolah swasta juga sangat perlu untuk mengatasi kekurangan guru. Di NTT misalnya, sebelum tes P3K, banyak sekolah swasta yang telah kekurangan guru. Dengan adanya tes P3K, menambah parah kekurangan guru karena yang lulus tes tidak boleh kembali ke swasta atau ke sekolah asalnya.
“Tes P3K menambah penderitaan sekolah swasta untuk masalah kekurangan guru karena yang lulus tidak boleh mengajar di sekolah swasta,” tegas mantan Ketua Kadin Provinsi NTT ini.
Abraham juga menyoroti anak bangsa yang masih berbondong-bondong untuk mengikuti tes PNS atau pegawai P3K. Hal itu mungkin logis karena menjadi PNS atau P3K tidak takut dipecat sekalipun gajinya kecil. Masa tua untuk PNS juga terjamin karena memiliki gaji pensiun.
Namun kondisi yang nyaman tersebut membuat PNS atau P3K tidak tangguh untuk berkompetisi. Kerja menjadi seadanya karena tidak ada sanksi (punishment) yang tegas dan keras seperti di swasta.
“Kalau di swasta, ada ukuran kinerjanya melalui KPI (Key Performance Indicator). KPI merupakan alat ukur yang menggambarkan efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya. Yang tidak mencapai standar KPI, ya pecat. Nah, kalau negeri kan tidak ada itu. Mungkin faktor itu yang membuat ASN malas karena tidak ada kompetisi,” tegas Abraham.
Dia berharap Azwar Anas bisa memperbaiki kinerja para PNS maupun P3K. Pengalaman sebagai Bupati Banyuwangi dua periode harus bisa dipakai untuk membenahi kinerja PNS.
Menanggapi hal itu, Azwar Anas berjanji akan melihat aturan yang ada terkait penempatan guru P3K di sekolah swasta. Dia akan coba membuat formula yang tepat yang tidak bertentangan dengan UU karena masalah tersebut hampir terjadi di semua daerah.
Politisi PDIP ini bahkan bercerita bahwa dia juga memiliki sekolah dan yayasan. Dalam seleksi pegawai P3K tahun 2022 ini, ada 13 pegawai yayasannya yang harus keluar karena lulus tes P3K. Padahal mereka adalah tulang punggung kegiatan yayasan.
“Ini dari Sambang sampai Merauke pasti sama masalahnya. Kita coba cari formulanya yang terbaik,” ujar Anas.