Jakarta, Suaranusantara.co – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharani (Risma) marah-marah saat meninjau lokasi bencana banjir bandang di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa 6 April 2021.
Kemarahan Risma dipicu sikap pemerintah daerah dan petugas terkait yang di nilai lambat dalam menangani korban bencana, terutama soal pendistribusian makanan dan kebutuhan pokok lainnya.
Saat tiba di Kota Waiwerang, Mensos langsung menuju ke lokasi video conference untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo dan pihak terkait.
Usai acara itu, Risma langsung menuju ke posko bencana alam untuk meninjau dapur umum yang di siapkan oleh pemerintah kabupaten setempat. Ia sempat menegur petugas Tagana karena tidak bekerja.
“Kamu ini enggak ada kerja, hanya berdiri-berdiri saja,” ujar Mensos kepada seorang anggota Tagana melansir Warta Ekonomi.
Dapur Umum
Ia kemudian menginstruksikan kepada Tagana untuk membuat delapan dapur umum agar distribusi makanan kepada masyarakat yang terdampak bencana banjir bandang segera teratasi.
Risma mengaku heran kepada Tagana yang belum siap sama sekali dengan posko serta dapur umum. Ia juga meminta Kapolda NTT Irjen Pol Lotharia Latif dan juga Dandim Flores Timur untuk mengerahkan personel Polri dan TNI. Untuk membantu membuat posko bencana dan juga dapur umum.
Dalam kesempatan itu Risma sempat berjalan kaki sekitar satu kilometer, menanjak dan melewati lokasi banjir untuk menyerahkan bantuan kepada anak-anak yang terdampak bencana banjir bandang.
Risma sempat berbicara dengan korban banjir bandang dan mengatakan bahwa pemerintah akan mendata lebih lanjut lagi terkait untuk penerima bantuan.
“Kita harus segera buat delapan posko dan dapur umum. Kita akan bantu ibu-ibu, nanti bantuan akan disalurkan oleh pemerintah daerah,” katanya.
Hingga saat ini, banyak korban bencana yang berada di titik-titik pengungsian belum terdata dengan baik. Hal tersebut menyulitkan distribusi logistik.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memaparkan bahwa total korban meninggal dunia akibat bencana di NTB dan NTT sebanyak 119 orang.
“Total 119 meninggal dengan NTB. Karena di NTB ada 2 orang,” katanya pada konferensi pers secara daring pada Selasa 6 April petang.
Rinciannya, sebanyak 60 orang meninggal dan 12 orang hilang di Flores Timur. Lalu, di Alor sebanyak 21 orang meninggal dunia dan 20 orang di nyatakan hilang.
Kemudian, Lembata dengan 28 orang meninggal dan 44 orang hilang. Kota dan kabupaten Kupang memiliki korban masing-masing sebanyak satu orang meninggal.
Terakhir, di Sabu Raijua dengan 2 orang meninggal dunia, Ende dengan satu orang meninggal.