Jakarta, Suaranusantara.co – Purnawirawan TNI-Polri menunjukkan keprihatinan atas arah Indonesia yang dianggap sudah melenceng jauh dari harapan para pendiri bangsa (founding fathers). Hal ini dianggap tak lepas dari reformasi yang kebablasan hingga mengamendemen UUD 45 dan berimplikasi pada politik ambigu dan sistem ekonomi liberal.
Kekhawatiran ini mengemuka dalam kegiatan Curah Pendapat yang diadakan Persatuan Purnawirawan TNI-Polri yang diadakan Kamis (14/10/2021) yang lalu. Dalam kegiatan tersebut, Ketua Umum Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Mayjen TNI Purnawirawan Saiful Sulun menyatakan, kondisi sekarang merupakan dampak dari tidak adanya semangat negarawan pada saat amendemen UUD 45 yang dilakukan pada 2002.
“Kebebasan yang kebablasan yang terakomodir oleh UUD 1945 hasil amandemen 2002 membuat berbagai ideologi muncul di Indonesia. Tidak hanya itu, mereka yang percaya dengan Ideologi tersebut mencoba memaksakan ideologinya sebagai ideologi bangsa dan negara dengan kedok demokrasi,” ujar Saiful.
Acara tersebut turut dihadiri Ketua Persatuan Purnawirawan TNI Polri Bambang Hendarso Danuri dan Ketua Forum Komunikasi Purnawirawan TNI-Polri Bambang Darmono. Turut hadir Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Indonesia Pancasila (BPIP) Romo Antonius Benny Susetyo sebagai nara sumber.
Menurut Romo Benny, kekhawatiran yang disampaikan purnawirawan cukup beralasan. Namun sekarang ini terjadi perubahan paradigma di tengah masyarakat dampak dari pandemi Covid-19.
Benny menyebutkan, karakter persatuan bangsa Indonesia muncul pada saat tingginya kasus Covid-19. Ada semangat gotong royong yang nampak, juga tenggang rasa, cerminan dari semangat atau nilai-nilai luhur yang tertanam dalam Pancasila dan UUD 1945.
Sekalipun begitu, tetap dibutuhkan usaha konkret untuk memantapkan nilai-nilai keluhuran bangsa dalam melawan ideologi sesat dan kapitalisme semu yang bisa mempengaruhi cara pandang publik. Apalagi pada masa digital sekarang ini di mana masyarakat harus memiliki daya kritis dalam semangat Pancasila untuk memfilter ragam informasi.
“Untuk mengubah pola pikir yang bergantung pada Kapitalisme ini diperlukan usaha untuk mengembalikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Berikan para pemegang kepentingan kepercayaan diri bahwa nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila dan UUD 1945 adalah yang dibutuhkan oleh bangsa Ini, bukan narasi negatif yang bernada bombastis,” ungkap Benny.
Dalam acara yang diselenggarakan di Aula PP Polri Gedung Tribrata itu Benny juga menyinggung pembangunan ekonomi kita. Dia meyakini Indonesia dapat kembali kepada sistem ekonomi orisinil yang dikembangkan di desa-desa. Seperti koperasi yang merupakan garda terdepan dari sistem ekonomi Pancasila.
“Kira harus kembali menggali lebih dalam nilai-nilai musyawarah dan gotong royong dalam komunitas-komunitas kita, karena semua sistem pasti memiliki kelemahan. Tetapi jika kita tetap percaya pada nilai nilai pemersatu bangsa dalam Pancasila maka kita akan selalu berusaha memberbaiki sistem tersebut, bukan merusak atau menggantinya,” katanya.