Jakarta, suaranusantara.co – Jerome Polin kini tengah menjadi trending topic di Twitter, tapi mengapa malah mendapat hujatan dari netizen? Ya, pasalnya, ia telah menyinggung sesuatu yang krusial dari pekerjaan mereka yang berprofesi sebagai dokter pada unggahan video tersebut.
Jerome Polin menjadi trending seusai menayangkan aksi joget TikTok bersama kedua rekannya yang tengah menjalankan studi sebagai mahasiswa kedokteran. Saat berjoget dengan seragam dokter, tampak tulisan “Mohon maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin.”.
Tampilan kalimat tersebut lewat joget-joget lucu menurut masyarakat tentu kurang etis, terlebih untuk konsumsi publik. Salah satu akun Twitter @rizkahasa*** menanggapi video itu dengan komentar “Ngeliat kemaren pasien meninggal di dpn mataku. Dan bilang ke keluarganya kalo harus dilepas monitor & O2 mask nya and my supervisor literally said those words… and seeing this insensitive influencer making fun of it. Wow, no wonder everyone hates you.”
Video itupun turut mengundang komentar salah satu dokter yang aktif bermedia sosial. Akun @dr_kok*** menyebut, “Kalimat di video itu biasanya kami sampaikan kepada keluarga saat pasien sudah mendekati akhir hayat & semua upaya untuk coba menolong pasien sudah dikerahkan.” (26/2)
Permintaan Maaf
Jehian Panangian Sijabat, manajer Jerome Poli, melalui akun Twitter @jehiansp pun buka suara, “Setelah membaca poin yang disampaikan melalui tweet ini dan reply/qrt, ternyata saya lalai untuk menyadari kesalahan content creator yang saya manage. Saya malah ikut meramaikan konten lewat like share comment, memalukan sekali.” (26/2).
“Saya adalah manager Farhan, Ekida, dan Jerome (semua kreator konten yang ada di video tersebut). Saya belum jadi manajer yang baik, banyak yang harus ditegur dan dibenahi, termasuk diri saya sendiri. Saya menyesal telah membuat banyak orang marah/emosi karena hal ini,” tambahnya.
“Farhan dan Ekida adalah calon dokter, dan karena saya ambil keputusan untuk jadi manager mereka, maka saya juga harus bisa untuk meningkatkan pengetahuan saya seputar do and don’t dunia kesehatan.” lanjut Jehian.
Selaku manager, Jehian meminta maaf atas perbuatan para talent-nya ini. Jehian menekankan bahwa seluruh konten menurutnya sudah di take down dari semua platform sejak 3 jam sebelumnya. Semua konten serupa yang naik adalah repost. Begitu pun, ia akan berusaha untuk melakukan take down terhadap semua repost.
Setelah banjir hujatan dan kritik, Jerome meminta maaf dan membuat klarifikasi melalui akun Twitter. “Halo, ini Jerome. Masalah yang sedang ramai diperbincangkan akhir-akhir ini, aku izin memberikan klarifikasi dan permintaan maaf. Terkait permasalahan tentang konten memakai atribut dokter disertai teks pada video, aku mohon maaf. Waktu itu, kami selesai syuting konten Youtube, lalu aku diajak untuk bikin konten dance di TikTok,”
Analisis Dekan UI
Dokter biasanya mengucapkan kalimat “Mohon maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin.” kepada keluarga pasien ketika pasien tak bisa terselamatkan lagi atau meninggal dunia. Kalimat yang tertulis di video Jerome inipun berbuntut panjang.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, melalui akun twitternya, menyatakan akan mempelajari kasus ini. Bukan tidak mungkin juga akan memberikan hukuman atau teguran kepada Ekida dan Farhan yang merupakan Mahasiswa Kedokteran Universitas Indonesia.
“Ya kami sedang mempelajari kasusnya, ada SK Dekan tentang Tata Krama kehidupan kampus, termasuk di dalamnya terkait bagaimana civitas akademika bermedia sosial..,” ujar @DokterAri (26/2/23)
Cuitan Dekan FKUI tersebut mendapat tanggapan dari netizen yang berterima kasih dan berharap agar konten kreator tidak lagi menjadikan derita pasien dan keluarga pasien sebagai konten. Demikian pula harapan agar mereka menjunjung tinggi etika serta sumpah kedokteran.