Labuan Bajo, suaranusantara.co- Kepala Desa di Manggarai Barat merintis usaha pengembangan ternak babi, raup keuntungan hingga ratusan juta per tahun. Fransiskus Hariaman, atau biasa disapa Frans (40) kepala desa Rego. Frans mulai merintis usaha tersebut pada tahun 2011, juah sebelum ia terpilih menjadi kepala Desa Rego, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat.
Mulanya, Frans mendapatkan keuntungan dari 20 ekor babi tersebut sebesar 20 juta, masing-masing ia jual dengan harga 1 juta.
Berternak, kata dia, salah satu pilihan beresiko tinggi karena harus berperang melawan wabah ASF.
“ Disaat orang lain trauma untuk beternak babi karena virus, saya tetap berani untuk konsisten “ katanya saat ditemui suaranusatara.co pada (21/12).
Ia mengatakan hasil penjualan pertamanya itu menjadi awal yang baik untuk ia terus mencoba konsisten menjadi seorang peternak.
Setelah 10 tahun menjadi peternak di kota Super Premium, Frans dan keluarganya memutuskan untuk kembali ke kampung, tempat kelahirannya di Desa Rego.
Bukan tanpa alasan Frans memutuskan pulang kampung, kontestasi pilkades pada tahun 2022 menjadi alasan untuk menjadi salah satu kontestan pada saat itu.
Di sela-sela kesibukannya sebagai seorang Cakades, ia pun tetap konsen melanjutkan usaha ternak tersebut di kampung halamannya.
Frans pun akhirnya terpilih menjadi kepala desa Rego dan resmi dilantik menjadi seorang kepala Desa pada 28 Oktober 2022.
Frans, memaknai moment pelantikan itu sebagai hari yang bersejarah karena bersamaan dengan peringatan hari sumpah pemuda.
Sehingga, kata dia, momen tersebut dihayati sebagai kesempatan untuk menciptakan berbagai inovasi demi tercapainya Desa sejahtera.
Jabatan sebagai Kepala Desa bagi Frans adalah amanat rakyat yang harus dijalankan dengan loyal dan penuh dedikasi.
Sementara itu kata dia, menjadi peternak adalah pilihan yang konsisten yang Harus dijalankan tanpa mengabaikan tugasnya sebagai kepala Desa.
“ Saya menjadi peternak sebelum menjadi kepala desa, jadi usaha ini tetap dijalankan”ujarnya.
Frans mengatakan, hingga saat ini usaha ternak tersebut mengalami perkembangan yang signifikan.
“ Saya merasa puas menerima keuntungan dari usaha ternak babi ini” ujarnya.
Kini, Fransiskus sudah memiliki 23 ekor induk babi dan rata-rata pendapatan yang diperolehnya dari hasil penjualan anak babi 240 juta per tahun.
Pada suaranusantara.co Frans kembali mengisahkan awal mula ia merintis usaha tersebut,dari keuntungan puluhan juta hingga kini ia mendapatkan keuntungan ratusan juta pertahun.
“Awalnya saya hanya memiliki 2 ekor induk dan rata-rata anak dari 2 ekor ini 20 ekor. Harga per ekor hanya satu juta. jadi saat itu saya hanya dapat 20 juta saja hasil dari 2 ekor induk ini. Sekarang saya sudah memiliki 23 ekor induk dan rata-rata setiap induk anaknya berjumlah 200 ekor untuk satu tahun.Kalau dikonversikan dengan nilai uang sesuai pasaran harga babi sekarang Rp.1.200.000/ekor maka setiap tahun saya bisa mendapatkan hasil senilai Rp. 240.000.000.Jika dihitung pendapatan setiap bulan maka pendapatan saya adalah Rp. 20.000.000,” terang Fransiskus kepada suaranusantara.co
Frans mengaku, bisnis tersebut membantu ekonomi keluarganya dan juga sesekali ia bagikan secara sukarela kepada masyarakat.
Raup Keuntungan Besar Hingga Bantu Masyarakat dengan Memberi Ratusan Ekor Babi
Frans, menuturkan bahwa dari tahun ketahun omsetnya dari ternak ini meningkat signifikan dan mencukupi untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga dan kebutuhan pendidikan untuk empat orang anaknya.
“Pendapatan saya pertahun dari hasil ternak sudah sangat memuaskan. Sebagai seorang pengusaha, saya selalu merasa tidak cukup dengan pendapatan yang ada” ujarnya.
Berangkat dari keberhasilannya dalam bidang ternak, Frans memiliki cita-cita agar menjadikan Desa Rego sebagai desa ternak.
“Saya harus berjuang terus untuk kembangkan usaha ini bahkan saya harus mampu menularkan keberhasilan ini pada masyarakat saya” ujarnya.
Untuk menindaklanjuti rencananya untuk menjadikan desa ternak, ia telah menyiapkan dana dalam jumlah besar untuk pembuatan Fasilitas dalam usaha ternak tersebut.
“Saya sudah titipkan kepada beberapa Kepala Keluarga agar mereka bisa kembangkan sendiri” ujarnya.
“Saat ini saya hitung sudah Rp. 50.000.000 dana yang saya keluarkan untuk pembuatan kandang serta biaya pembukaan lahan perkebunan jagung seluas 5 hektar dan lahan tanaman perkebunan ubi kayu dan ubi jalar untuk persediaan pakan,” ujar Fransiskus
Sebagai seorang pengusaha, Fransiskus sudah targetkan bahwa satu saat nanti Desa akan menjadi sentral persediaan anakan ternak serta menyiapkan babi untuk keperluan apa saja.
“Rencana saya setelah semua kepala keluarga mendapatkan pembagian anakan babi, desa saya sudah menjadi sentral persediaan kebutuhan ternak babi bagi siapa saja tentu orang yang dibutuhkan anak babi dan yang dibutuhkan babi untuk keperluan lain bisa datang ke Desa saya,” Kata dia.
Harapan Fransiskus, hasil dari babi ini dapat menopang perekonomian keluarga dan juga untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi anak-anak.
“Saya mengharapkan hasil babi ini dapat menopang perekonomian keluarga dan harapannya masyarakat juga bisa meniru cara saya agar dapat membantu membiayai pendidikan bagi anak mereka,” tutur Frans