Jakarta, Suaranusantara.co – Keluarga Manggarai Kalimalang Jakarta (KMKJ) mengikuti Festival Tarian Caci di Stadion Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta, pada Minggu (22/5/2022). KMKJ bersama Ikamasi (Ikatan Keluarga Manggarai Bekasi) merupakan organisasi yang diundang oleh panitia kegiatan, Ikatan Keluarga Manggarai Compang Cama Muara Baru Jakarta, untuk menjadi meka landang (tim tamu) dalam Festival Caci ini.
Tarian Caci merupakan tarian perang khas orang Manggarai, NTT. Tarian ini dilakukan dengan cara saling mencambuk dan menahan dengan perisai khusus, dilakukan oleh 2 orang pria secara bergantian. Tarian ini syarat dengan adak sehingga semua perlengkapan caci tidak diperbolehkan untuk dipegang atau disentuh perempuan.
KMKJ berangkat dari Kalimalang, Jakarta Timur, menuju Stadion Kebon Jeruk pada pukul 06.30 WIB. Mereka berangkat dengan didahului dengan doa bersama dan kemudian menaiki bus yang dicharter selama sehari untuk kegiatan ini.
Mereka baru sampai di Stadion Kebon Jeruk pada pukul 7.30 WIB. Bersama dengan Ikamasi, KMKJ masuk ke dalam stadion yang diterima secara adat oleh panitia. Setelah itu, anggota KMKJ dan Ikamasi berbaris di luar arena, karena panitia menunggu kehadiran Kepala Suku Badan Kesbangpol Kota Administrasi Jakarta Barat dan tamu VIP lainnya, yang baru hadir sejam lebih kemudian.
Hampir semua orang meggunakan busana khas Manggarai, memakai songke, baju putih, dan songkok/sapu untuk laki-lakinya dan bali-belo atau retu untuk perempuannya. Ribuan orang memadati Stadion Kebon Jeruk untuk menyaksikan acara yang sangat jarang dilaksanakan ini.
Sebelum acara Caci dimulai, berbagai tarian ditunjukkan dengan melibatkan anak-anak Manggarai yang bersekolah dasar dan menengah di Jakarta. Selain itu, baik KMKJ dan Ikamasi sebagai meka landang melakukan ronda keliling arena caci dengan tarian khas Manggarai sanda, yang diiringi dengan bunyi gendang dan gong. Setelah itu, beberapa kata sambutan disampaikan oleh panitia dan tamu VIP.
Caci dimulai dengan pukulan pembuka oleh para tamu undangan VIP. Mereka mencambuk beberapa pemain caci. Setelah itu, acara caci sesungguhnya dimulai. Ata one (tuan rumah/panitia) melawan Ikamasi dan KMKJ sebagai meka landang (tamu). Uji ketangkasan dan nyali dipertunjukkan oleh kedua belah pihak.
KMKJ menurunkan hampir puluhan pemuda yang gagah dan berani. Setiap orang mendapatkan 2 kali menangkis cambukan lawan dengan dan 2 kali mencambuk. Tidak ada yang beke (terkena cambukan di muka yang masuk hitungan nilai dalam permainan caci ini). Dari pihak ata one, dua kali beke terjadi.
Salah satu peserta caci KMKJ, Mancek, menyampaikan bahwa dirinya sangat antusias dengan Festival Caci ini.
“Kami hadir untuk melestarikan adat-istiadat nenek moyang kami,” ujarnya dalam salah satu kesempatan sebelum acara caci.
Acara kurang terorganisi dengan baik oleh panitia sehingga beberapa kali timbul kekacauan. Festival caci ini berakhir pada pukul 17.00 yang ditandai dengan sanda bersama. Setelah itu, acara goyang bersama.
KMKJ kembali ke Kalimalang sekitar pukul 16.00. Mereka berkumpul dulu di salah satu kediaman anggota untuk berdoa dan evaluasi singkat atas kegiatan ini.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Divisi Budaya KMKJ, Hendra, menyampaikan ucapan terima kasih atas keterlibatan anggota yang aktif dalam kegiatan ini.
Ketua KMKJ, Oris Jambar, menyampaikan bahwa ini menjadi kegiatan harus mampu mendorong KMKJ lebih baik lagi ke depannya.
Sementara itu, tu’a golo KMKJ, Roni Amal, menyampaikan bahwa dirinya sangat senang bisa menyaksikan anggota KMKJ bermain caci dan sanda dengan baik. Dia mengharapkan semangat dan kekompakan yang sama tetap dipertahankan untuk kegiatan selanjutnya.