Labuan Bajo, suaranusantara.co – Tuntutan masyarakat akan pentingnya kualitas Pembagunan merupakan kebutuhan mendasar yang wajib dipenuhi oleh pemerintah. Hal ini menjadi sorotan masyarakat Ndari Leso terkait pembangunan bak air minum bersih di Desa Golo Lujang, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat-NTT.
Kerinduan akan air minum bersih itu sudah mulai terobati setelah Pemdes Golo Lujang tetapkan anggaran pengerjaan bak air minum bersih yang bersumber dari Dana Desa dengan pagu senilai Rp. 230.000.000,00
Dengan adanya anggaran ini, warga kampung Ndari Leso sangat senang dan besar harapan masyarakat agar dalam pelayanannya proyek ini dapat dikerjakan dengan kualitas yang baik.
Apa yang terjadi, harapan itu berubah menjadi suatu kecemasan ketika menyaksikan secara langsung proses pengerjaan yang dinilai tidak masuk akal dan asal jadi.
Melihat kondisi perkejaan bak air minum tersebut. Salah satu tokoh masyarakat setempat Anus Seto memberikan keterangannya kepada madia ini terkait keresahannya dalam pengerjaan proyek air minum bersih yang sedang berlangsung di desanya.
“Hari ini kami melakukan pertemuan bersama antara Kepala Desa, Pemerintah Kecamatan Pendamping Desa, dan Masyarakat Kampung Ndari Leso.
Namun pertemuan itu tidak mendapatkan hasilnya, Yohanes Fiani selaku kepala desa bersikukuh mempertahan kebenarannya bahwa proses pembangunannya sudah sesuai dengan RAP. Ketika di tanya RAPnya Kepala Desa tidak mau menunjukannya,” jelasnya kepada tim Media ini melalui sambungan telepon pada Senin, [6/1/2025] siang
Saya (Anus Seto) merupakan salah satu tokoh masyarakat setempat dan juga pemilik lahan pembangunan proyek Bak air minum tersebut menyayangkan sikap kepala desa yang tidak mendengar keluhan warganya. Dan justru membela pihak ketiga yang mengerjakan proyek tersebut dengan dalil sesuai dengan RAPnya.
“Saya sudah banyak mengerjakan proyek air minum, baru kali ini saya dapatkan yang model seperti ini. Bak ini berukuran tiga kali tiga meter itu sangat besar bagaimana mungkin buatnya seperti membangun rumah hanya di kasi besi di 4 sudut saja. Itu pun tidak di kasi cincin dan tanpa besi slot di bagian bawahnya dan juga di tengahnya. Buat rumah saja yang dalamnya ruang kosong di dasarnya pasti ada besi slot, ini isi air berapa ton tapi tidak dibuatkan besi slot di bawahnya dan di tengahnya. Bagaimana model RAPnya? Saya pertanyakan pembuat RAPnya itu jangan-jangan dia tidak paham? Dia harus bertanggung jawab secara akal sehat. Jangan sampai ada muatan lainnya,” ungkap Anus Seto dalam nada kesal
Lebih lanjut Anus Seto meminta kepada pemdes supaya pekerjaan itu di hentikan atau di bongkar lagi mulai dari dasar supaya pasang besi slot dibawahnya. Anggaran 230 juta itu sangat besar sekali, masa beli besi saja tidak bisa. kata Anus Seto.
Anus Seto meminta Kepada kepala desa supaya bersikat transparan terhadap proses pengelolaan keuangan Desa.
“Itu uang rakyat yang harus di pertanggung jawabkan didepan rakyat. Saya minta semua pihak terkait dalam hal ini pihak Kepolisian, Inspektorat dan kejaksaan untuk segera memeriksa Kepala Desa, TPK, bila perlu yang membuat RAPnya juga,” tegas Anus dengan suara Lantang
Pihaknya, Anus Seto, menjelaskan pembelaan kepala desa terhadap pihak ketiga selaku yang menangani proyek tersebut menguatkan dugaannya bahwa Kepala desa “maen mata dengan pihak ketiga”.
“Jangan- jangan orang yang buat RAPnya tidak paham dengan apa yang dia buat? Atau betul dugaan kami selama ini kepala desa bersama konsultan dan juga pihak yang mengerjakan proyek ini sudah baku main mata? Kalo ini betul terjadi pantas saja perkejaan bak air minum ini asal jadi,” tandas Anus Seto
Hingga berita ini di terbitkan tim media yang melakukan konfirmasi kepada kepala Desa Golo lujang melalui sambungan WhatsApp belum mendapatkan tanggapan.
Diketahui bahwa pesan yang dikirim sudah centang dua warna biru dan sudah dilihat kepala Desa Golo lujang.**