Labuan Bajo, suaranusantara.co–Salah seorang warga asal kecamatan Lembor selatan menyiapkan lahan seluas 50.000 m² untuk tananam jagung dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp. 60.000.000. Lahan ini terletak di Purang Ro’ang, Desa Nanga Lili, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Pihaknya menuturkan bahwa dirinya tergerak untuk menanam jagung karena hasilnya sangat menjanjikan.
Kata dia, dari 5 hektar ini, terendah bisa mendapatkan hasil 20 ton jika dikalikan dengan pasaran jagung sekarang Rp.500/kg maka dia akan mendapatkan Rp.100.000.000
Sosok ini nekat mengucurkan dana pribadinya senilai Rp. 60. 000.000 untuk pengadaan mesin sedot air, pengadaan pipa, pembelian pupuk, sewa tenaga kerja dan biaya pembuatan pagar
Selain digunakan untuk kebutuhan lahan pertanian, air yang disedot ini juga ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di sekitar lahannya yang selama ini tidak memfungsikan lahannya karena kesulitan air.
Disamping itu ia juga memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tinggal dekat lahan tersebut untuk mendapatkan suplai air minum bersih.
Sosok petani revolusioner ini adalah Rofinus Radu, (65) memberikan keterangan terkait usaha pertanian yang sedang dikerjakannya, saat ditemui suaranusantara.co di lokasi tempat ia menanam jagung yang beralamat di, Purang Ro’ang, Desa Nanga Lili Kecamatan Lembor Selatan, Minggu (15/12/2024)
“Saya rasa tertarik untuk bergerak di dunia pertanian holtikultura karena terprovokasi dengan apa yg disampaikan di facebook dan youtube tentang tanaman jagung Sekali panen lunas hutang beli mobil. Bahkan bisa membiayai umroh orang tuanya. Saya terinspirasi dari kalimat ini, bhawa saya punya lahan yang cukup. Lahan yang saya miliki kurang lebih 5 hektar. Sangat berpotensial kalau saya kembangkan tanaman jagung, dengan buah-buahan tertentu hasilnya pasti maksimal yang penting sumber airnya cukup,” tutur Rofinus
Ia (Rofinus) mengisahkan bahwa dirinya sudah berusaha berulang-ulang untuk memanfaatkan lahan ini namun tidak didukung oleh curah hujan yang cukup. Untuk itu ia berusaha menemukan solusi lain dengan cara menyedot air dari kali.
Lahan yang disiapkan, kata Rofinus, saat sudah mulai ditanami jagung pada lahan yang telah disiapkannya. Saat itu hadir pula PPL dari Kecamatan Lembor Selatan menyaksikan kegiatan penanaman jagung di lokasi tersebut.
Pihaknya, juga mengapresiasi Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Barat yang telah menyumbangkan jagung sebanyak 70 kg untuk memenuhi kebutuhan benih di lokasi milik Rofinus Radu.
“Saya mengucapkan terimakasih kepada Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Barat yang telah memenuhi permintaan benih yang kami butuhkan. Juga berterimakasih kepada Kepala BPP Lembor selatan yang mengutus PPL mendampingi kami saat kegiatan penanaman hari ini. Semoga kerja sama ini terus berlanjut ke depannya sampai pada panen nanti,” ungkap Rofinus
Menyikapi kegiatan pertanian yang dilakukan oleh bapa Rofinus, Kepala Badan Penyuluhan Pertanian Lembor Selatan, Pius Payong menyatakan bahwa dirinya akan melakukan pendampingan.
“Saya sudah tugaskan PPL untuk fasilitasi buat dalam wadah kelompok Tani. Dan untuk diketahui pak Rofinus ini juga pernah dibantu traktor besar roda 4 hanya udah rusak. Juga sumur bor walaupun kondisi rusak. Perhatian saat itu lumayan bagus,” tandas Pius kepada suaranusantara.co, saat dihubungi via WhatsApp, Minggu [15/12/2024]
Biaya yang ia keluarkan mulai dari pembersihan lahan sampai dengan pengadaan mesin sedot dan fasilitas lainnya diperkirakan mencapai Rp. 60.000.000,00
“Total pembiayaan yang saya keluarkan selama ini sekitar Rp. 60.000.000. Mulai dari biaya pembersihan, pengadaan mesin sensor dan biaya yang saya buang banyak itu adalah pembelian mesin sedot air, mesin listrik, dinamo ada dua sama pipa Hdpe termasuk pembelian alat tanam. itu pun bibit jagung saya hanya mampu beli 5 kg pesan online. Karena saya dalam kondisi yang sangat terbatas sebenarnya yang sangat saya butuhkan sekarang adalah mesin Alsintan untuk penggembur tanah,” tandas Rofinus.
Geliat Rofinus dalam mengolah lahan kering di kampungnya terbantu dengan fasilitas yang pernah dibantu dari Dinas Peternakan dan pertanian berupa jalan produksi dan bak air.
“Dulu dari dinas peternakan pernah bantuan tetapi itu untuk pengembangan ternak sapi sapi di lokasi yang sama dan yang dibutuhkan saat itu adalah air. Akhirnya dilakukan pengeboran air. Persisnya di lokasi saya itu saat dideteksi ada dua kawah yang ditemukan ditengah kebun, makanya dinas berani lakukan pengeboran dan ditambah lagi dengan pembuatan bak berukuran 4×6 dan tinggi 2 meter dan bisa menampung ribuan liter. Cuma saya masih harus keluarkan biaya untuk rehap bagian yang retak sehingga untuk bak penampung saya tidak pikir lagi karena dinas sudah sediakan tinggal saya gunakan. Supaya bak itu bisa digunakan maka saya siasati dengan cara beli terpal ukuran 10×12 meter lalu pasang di dalam bak itu sehingga saya bisa pake untuk menampung air sampai saat ini. Lalu dulu dinas juga pernah bantu untuk pembukaan ruas jalan produksi sepanjang 4 Km tetapi masih 1 km lagi untuk samapi di jalan aspal karena di situ dulu ada program pengembangan jambu mente,” imbuhnya
Air yang disedot dari kali ini tidak hanya ia gunakan untuk menyiram tanaman perkebunannya, tetapi ia gunakan juga untuk melayani kebutuhan masyarakat sekitar walaupun tidak semuanya karena keterbatasan kemampuannya.
“Saya ini orang yang berjiwa sosial hanya karena saya mempunyai keterbatasan kemampuan misalnya air tadi itu. siapapun yang membutuhkan bisa saya layani asalkan debit air itu sanggup melayani kebutuhan masyarakat sekitar. tetapi yang dipastikan adalah siapapun yang mau membutuhkan air itu untuk minum, masak dan cuci boleh gunakan air itu,” tandas Rofinus dengan bijak.
Dalam kondisi keterbatasan dirinya Rofinus mengharapkan agar pemerintah kabupaten Manggarai Barat melalui dinas terkait untuk mensupport usaha masyarakat. Salah satunya yang sangat dibutuhkannya sekarang adalah alat alsintan demi mewujudkan program presiden terkait ketangguhan pangan.
“Harapan saya sekarang kepada pemerintah kabupaten manggarai Barat melalui dinas terkait agar bisa melanjutkan program dari Presiden kita tentang Ketahanan pangan. Jadi yang saya butuhkan dari dinas pertanian adalah mesin alsintan kemudian membantu pengadaan mesin penyedot dalam kapasitas kemampuan yang lebih besar agar harapan masyarakat di sekitar saya akan ketersediaan air minum dan untuk kebutuhan pertanian bisa terpenuhi. juga saya mengharapkan agar akses jalan yang sisa 1 km itu bisa dilanjutkan lagi,” tutu Rofinus.