Suaranusantara.co – Sebanyak 15 pemuda asal Desa Bera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) membuat bahan organik kaya akan hayati (Bokasi) pada Kamis (27/7/2022). Kegiatan ini merupakan bagain dari kegiatan Ganehsa Youth Project. Hadir dalam kegaitan ialah Maria Agustina Dua Nona sebagai pengurus BPP Kecamatan Mego.
Menurut Bukhari Arief Wardana selaku Technical Of Farmer dari Yayasan Binatani Sejahtera, kegiatan ini merupakan usaha membantu petani dalam usaha hortikultura.
“Bahan bokasi dari teman-teman pemuda. Mereka mengumpulkan kototoran ayam, Jerami padi, dedak, sekam padi, serbuk gergaji, daun legum, EM4, gula pasir 1 KG,” ujarnya.
Proses pembuatan bokasi ini sebanarnya sangat sederhana. Bahan-bahan yang ada di sekitar bisa menjadi dasar pembuatannya. Prosesnya bermula dengan melarutkan gula 1 Kg dan EM 4 liter di dalam 50 liter air dan diadukkan di dalam air secara merata. Setelah itu, kata Arif, larutan itu digabungkan bahan-bahan bokasi secara merata.
“Tinggal tunggu 21 hari proses fermentasi, pupuk bokasi siap digunakan,” ungkap Arif Wardana di sela-sela kesibukannya membuat pupuk bokasi.
Adrianus Lando, salah satu pemuda yang terlihat dalam Ganesha Youth Project, melihat kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka.
“Ini benar-benar bekal beharga bagi kami. Pupuk untuk tanaman horti kami bisa dipakai dari bahan-bahan yang ada di sekitar kami. Tidak butuh dana yang besar. Saya sangat bersyukur dengan kegiatan ini.” ungkap Adrianus.
Menrut Adrianus bokasi ini dimanfaatkan di lahan horti mereka masing-masing. Setiap pemuda menanam tanaman horti bervariasi. Ada yang menanam cabe, tomat, bawang merah dan melon.
Maria Agustina Nona saat ditanyai media ini melihat usaha pembuatan bokasi sebagai salah cara membantu petani dalam mendapatkan pupuk.
“Harga pupuk sekarang lagi mahal. Sangat sulit bagi petani untuk medapatkannya. Pembuatan bokasi ini sangat membantu pemuda yang ada dalam menyukseskan usaha mereka,” ujarnya.
Ganesha Youth Project merupakan sebuah pilot projet dari Yayasan Binatai Sejahtera bekerja sama dengan Ganesha Foundation yang berkantor di Swiss. Project ini dimulai pada tanggal 22 Mei 2022 dan belangsung selama 15 bulan di tiga kabupaten di Flores yaitu Maumere, Larantuka, dan Ende. Ada lima kecamatan yang termasuk di dalamnya yaitu Kecamatan Wolowaru, Kecamatan Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Nita, Kecamatan Wulang Gitang. Setiap kecamatan didampingi oleh Technical Of Farmer (TOF) dari Yayasan Binatani sejahtera.
Project akan melibatkan 230 pemuda dari lima kecamatan yang ada. Setiap pemuda mengerjakan lahan sebesar 500 Meter. Adapun kriteria pemuda yang terlibat di dalamnya adalah pemuda berusia 18 hingga 25 tahun. Pendapatan mereka di bawah Rp14.000 per hari. Pemuda yang masuk dalam Ganasha Youth Project akan di-training materi-materi yang berhubungan perawatan tanaman hortikultura dan
diberikan sumbangan saprodi untuk proses penanaman hortikultura. Harapan dari project ini adalah pemuda yang dilatih akan mendapatkan penghasilan dari hasil tanaman horti mereka masing-masing. Target dari project ini, pemuda yang terlibat mendapatkan penghasilan sebesar sekitar 75.000 perhari dari hail penjualan tanaman hortikultura. (Arnol Jemadu)