Jakarta, Suaranusantara.co – Vaksinasi Covid-19 nasional yang di barengi dengan pelaksanaan protokol kesehatan secara disiplin menjadi syarat penting. Tujuannya untuk menjaga ketahanan masyarakat sekaligus pemulihan ekonomi nasional. Sehingga pemerintah terus mengupayakan akselerasi vaksinasi agar kekebalan komunal di masyarakat dapat segera tercapai.
Pemerintah menargetkan vaksinasi sebanyak 2 juta suntikan per hari. Sebelum akhir tahun 2021, pemerintah bahkan menargetkan vaksinasi hingga 3 juta per hari. Dengan melibatkan kementerian atau lembaga terkait, TNI-Polri, BKKBN, sampai kepada seluruh dinas dan pemerintah daerah
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan hal ini dalam keterangan persnya secara virtual usai mengikuti sidang kabinet paripurna pada Senin (05/07/2021), di Jakarta.
“Kecepatan imunitas yang bisa di munculkan di masyarakat melalui vaksinasi menjadi syarat yang penting, dan juga pelaksanaan protokol kesehatan sehingga kondisi dari Covid tetap bisa di kendalikan. Namun pemulihan ekonomi juga tetap bisa di pertahankan. Akselerasi vaksinasi ini menjadi syarat yang sangat penting,” kata Menkeu.
Oleh karena itu, pemerintah memasang target vaksinasi sebanyak dua juta suntikan per hari. Bahkan jika ingin menyelesaikan sebelum akhir tahun 2021 perlu ada 3 juta vaksinasi per hari pada periode Oktober-November mendatang.
“Ini sebuah target yang luar biasa tinggi, dan Bapak Presiden tadi menyampaikan bahwa kerja sama seluruh pihak harus di lakukan untuk meningkatkan target vaksinasi ini. Bahkan di minta supaya vaksinasinya bisa dijalankan pagi, siang, dan malam hari,” jelasnya.
“Inilah yang akan menjadi syarat penting untuk kita bisa terus menjaga ketahanan masyarakat dari Covid. Namun di sisi lain kemudian pemulihan ekonomi bisa dijaga atau dipertahankan momentumnya,” imbuhnya.
Waspada Turunnya Laju Ekonomi
Dalam sidang kabinet paripurna tersebut, Menkeu juga menyampaikan sejumlah hal terkait realisasi APBN tahun 2021. Pada kuartal I dan II sudah ada perbaikan perekonomian. Secara garis besar, realisasi pertumbuhan ekonomi pada semester I berada di kisaran 3,1-3,3 persen.
Kasus Covid-19 semakin meningkat dengan masuknya varian delta. Hal ini mendorong pemerintah melakukan pengetatan yang berdampak pada perekonomian dan pelaksanaan APBN.
Varian delta menular sangat cepat, dua kali lebih cepat daripada varian asli.
Untuk itu, Menkeu menjelaskan bahwa pemulihan ekonomi nasional pada semester II akan sangat bergantung pada penanganan Covid-19. Menurut Menkeu, jika pada bulan Juli angka kasus Covid-19 turun, bulan Agustus mulai ada aktivitas normal. Dengan demikian, perekonomian bisa tumbuh rentang 4-5 persen.
“Namun apabila restriksinya cukup panjang karena Covid-nya masih sangat tinggi, maka pertumbuhan ekonomi untuk kuartal III bisa turun di sekitar 4 persen. Ini yang harus kita waspadai,” ujarnya.