Jakarta, Suaranusantara.co – Survei SMRC (Saiful Mujani Research and Consulting) nasional terbaru menunjukkan bahwa sikap masyarakat Indonesia terbelah memandang jalan keluar konflik Israel dan Palestina.
Di antara mereka yang tidak mengakui keberadaan Negara Israel dan yang menganggap Negara Israel dan Palestina keduanya harus di akui dan hidup berdampingan.
Direktur Komunikasi SMRC, Ade Armando mengungkapkan dalam survei ini memperlihatkan mayoritas warga (88%) tahu bahwa terjadi peningkatan konflik antara Israel dan Palestina beberapa waktu terakhir.
“Dari yang tahu konflik antara Israel dan Palestina, sekitar 35% setuju dengan opsi. Bahwa “Negara Palestina dan negara Israel harus di akui adanya dan hidup berdampingan”. Dan sekitar 41% setuju dengan opsi bahwa Negara Israel tidak boleh di akui adanya karena berdiri di atas tanah Palestina. Yang tidak punya sikap 24%,” kata Ade dalam rilis hasil survei SMRC, secara daring pada Senin, 31 Mei 2021, di Jakarta.
Ade menjelaskan temuan ini menunjukkan masih kuatnya penolakan terhadap berdirinya negara Israel.
“Data menunjukkan mereka yang mendukung perdamaian dengan solusi dua negara hidup berdampingan masih lebih rendah dibandingkan mereka yang menganggap Israel harus diusir dari Palestina, seperti sikap Hamas selama ini,” ujar Ade.
Ia menambahkan, terdapat pola jawaban berbeda antara kaum Muslim dan non-Muslim.
“Warga Muslim yang memilih opsi mengakui keberadaan kedua negara hidup berdampingan ada 32%, sedangkan yang memilih opsi tidak mengakui keberadaan negara Israel ada 43%, dan yang tidak punya pendapat ada 25%. Sementara itu mayoritas dari warga non-Muslim (56%) memilih opsi mengakui keberadaan kedua negara. Sedangkan yang setuju dengan opsi bahwa negara Israel tidak boleh di akui. Karena berdiri atas tanah Palestina ada 28%, dan yang tidak punya pendapat ada 16%,”jelas Ade.
Dalam survei ini juga penolakan atas keberadaan Negara Israel cenderung lebih kuat di kalangan pendukung Prabowo di bandingkan pendukung Jokowi.
“Pada pemilih Jokowi, yang memilih opsi mengakui keberadaan kedua negara tersebut ada 37%. Yang memilih opsi tidak mengakui negara Israel ada 40%. Dan yang tidak menjawab 23%. Sementara pada pemilih Prabowo, yang memilih mengakui keberadaan kedua negara tersebut ada 28%. Yang memilih opsi tidak mengakui negara Israel ada 49%, dan yang tidak menjawab 23%,” ungkap Ade.
Selain itu, perbedaan juga terlihat antara pemilih partai politik. Yang memilih opsi mengakui keberadaan kedua negara paling banyak berasal dari massa pemilih partai nonparlemen (64%). Selanjutnya massa pemilih PKB (58%) dan NasDem (51%).
Sedangkan yang memilih opsi tidak mengakui keberadaan Negara Israel karena berdiri di atas tanah Palestina paling banyak berasal dari massa pemilih PKS (60%), PAN (59%), Demokrat (53%), dan Gerindra (52%).
Survei melalui telepon ini di lakukan pada 25-28 Mei 2021 dengan sampel 1201 responden. Yang di pilih secara random. Margin of error di perkirakan +/- 2,9%.