Ruteng, Suaranusantara.co – Hari Valentine, yang juga dikenal sebagai Hari Kasih Sayang, telah menjadi salah satu perayaan paling populer di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
Setiap tanggal 14 Februari, banyak orang memanfaatkan momen ini untuk mengungkapkan cinta kepada pasangan, sahabat, atau bahkan keluarga.
Bunga, cokelat, serta kartu ucapan menjadi simbol utama dari tradisi yang terus berkembang hingga saat ini.
Namun, dibalik suasana romantis yang selalu ditunggu pasangan muda ini terdapat sejarah panjang yang tidak selalu berhubungan dengan cinta. Perayaan ini berakar dari kisah seorang martir dan berbagai ritual kuno yang berkembang seiring waktu.
Sejarah mencatat bahwa Hari Valentine bukan hanya tentang cinta dan hadiah, tetapi juga memiliki unsur politik dan keagamaan yang mempengaruhi bagaimana perayaan ini dibentuk hingga sekarang.
Asal usul adanya Hari Valentine berawal dari kisah seorang pendeta di Terni, Italia bernama Santo Valentine yang dieksekusi mati pada 269 M
Dikutip dari Kompas.com (14/2/2025), pada masanya Valentine dikenal sebagai pendeta yang sangat taat beragama dan selalu membantu orang lain.
Bahkan, dia kerap membantu orang-orang Kristen melarikan diri dari penjara Romawi yang terkenal sangat kejam pada zaman itu. Di sisi lain, sebagai seorang pendeta, Valentine mengabdikan dirinya kepada Kaisar Claudius II yang saat itu memerintah Roma.
Suatu ketika, Kaisar Claudius II mengeluarkan sebuah keputusan bahwa para laki-laki yang belum memiliki pasangan tidak diperbolehkan untuk menikah dan harus menjadi bala tentara.
Valentine pun sangat menentang keputusan tersebut. Sebab menurutnya, keputusan itu sangat tidak adil bagi laki-laki. Dia pun memberanikan diri melawan keputusan yang dicetus Kaisar Claudius II dengan menikahkan para pasangan muda-mudi yang sedang jatuh cinta.
Namun sayangnya, tindakan yang dilakukan Valentine tersebut diketahui oleh pihak kekaisaran sehingga ia pun dijatuhi hukuman mati. Ketika itu, Valentine ditahan di dalam penjara terlebih dahulu sebelum dieksekusi.
Mendekam di penjara tidak menjadi penghalang baginya untuk membantu orang lain. Di penjara, Valentine sempat berusaha menyembuhkan seorang anak gadis kepala sipir penjara yang mengalami kebutaan.
Setelah anak gadis tersebut sembuh, kepala sipir penjara itu berniat untuk membalas jasa Valentine dengan cara menyelundupkan sebuah surat. Valentine kemudian menulis sebuah surat yang berisi pesan bahwa dia telah jatuh cinta kepada anak gadis yang telah disembuhkannya itu.
Di dalam sepucuk surat terakhirnya, Valentine menuliskan “From your Valentine” atau artinya “Dari Valentine-mu”. Valentine kemudian dieksekusi mati pada 14 Februari 269 M.
Ekspresi cinta yang ditunjukkan Valentine melalui surat yang ia tulis pun memotivasi orang lain untuk melakukan hal sama.
Pada abad ke-15, banyak orang mulai menulis surat cinta dan puisi untuk orang-orang tersayang mereka. Hingga pada abad ke-17, muncul sebuah tradisi yang dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat di dunia untuk merayakan Hari Valentine.
Perasaan cinta mereka ditunjukkan melalui sebuah tulisan kartu ucapan, surat cinta, hingga memberikan hadiah.
Sejak saat itu, beberapa orang percaya bahwa Hari Valentine dirayakan untuk memperingati hari kematian Valentine.