Blora, Suaranusantara.co – Porang semakin jadi primadona petani di Indonesia. Bagaimana tidak? Tanaman yang dulu dianggap sebagai tumbuhan liar bisa membuat banyak petani menjadi sukses.
Hal itu di alami oleh seorang petani bernama Heriyanto asal Desa Karanggeneng, Kecamatan Kunduran, Blora, Jawa Tengah yang bermodalkan Rp 7 juta dan kini berpenghasilan ratusan juta rupiah perbulannya.
Memiliki lahan seluas 1 hektare bisa menghasilkan ratusan juta sungguh sulit dibayangkan namun bagi petani yang satu ini bisa terealisasi yaitu dengan menanam porang.
Sebelumnya Heriyanto adalah seorang pengusaha briket ekpor dan dia juga memiliki kebun yang di tanami tanaman keras seperti durian, klengkeng dan tebu.
Tanaman Menguntungkan
Heriyanto mengaku mendengar tanam porang dari adiknya waktu itu ia di tawari untuk menanam porang.
“Alhasil di tahun 2016 saya mencari bibit dengan cara browsing di google, menemukan penjual bibit di Madiun. Bibitnya berupa katak dengan harga perkilo Rp70 ribu. Dengan modal nekat uang sebesar Rp7 juta itu saya belikan bibit porang berupa katak namun hanya mendapatkan 1 kuintal,” ujar Heriyanto, Sabtu 24 April 2021 melansir Sindonews.
Lalu bibit itu ia tanam secara acak di bawah pohon durian di tahun pertama 90% gagal. Karena penasaran tahun kedua mencari bibit lagi namun harganya sudah naik menjadi Rp130 ribu perkilo dan barangya tidak ada.
“Saya semakin penasaran karena tidak mendapatkan bibit saya rawat tanaman yang masih ada. Di tahun ketiga saya mulai mempelajari dan berhasil selain panen kataknya yang nempel di daun saya juga panen umbinya yang ada di bawah,” ungkap Heriyanto.
Ia kaget harga katak di tahun ketiga sudah mencapai Rp250 – Rp350 ribu rupiah perkilo sedangkan umbinya perkilo mencapai Rp10 ribu.
“Dari situ saya mulai menggeluti tanaman porang di tahun ketiga saya mulai menanam porang besar besaran sampai sekarang,” ungkapnya.
Go International
Sekarang Heriyanto sudah merambah ke Internasional dengan mengekpor porang ke luar negeri seperti Jepang, Korea, China bahkan Eropa karena di negara itu porang sudah menjadi konsumebel.
Menurutnya, kandungan bahan ini glukomanya tinggi dan di Indonesia belum banyak yang mengetahuinya dan belum ada pabrik pengolahannya.
“Porang ini di Jepang sudah menjadi makanan pokok di olah menjadi bahan mie siratagy,” kata Heriyanto.
Sekarang porang sudah menjadi emas hitam baginya. Karena selain kataknya yang bisa di jual juga umbinyapun bisa di jual.
“Satu pohon porang rata rata mengahisilkan katak 10 buah dalam satu kilo sekitar 5-6 katak. Sekarang ini katak sekilo fresh Rp190.000. Nanti kalau sudah di karantina sebulan itu bisa mencapai Rp250.000. Pas musim tanam bisa tembus di angka Rp500.000 sekilo. Belum lagi umbinya yang saat ini mencapai Rp15.000 rupiah perkilo dengan asumsi satu pohon umbinya mencapai 1,5 – 5 kilo sungguh fantastis,” pungkas Heriyanto.