Jakarta, Suaranusantara.co – Tepat hari ini 15 Februari 1564, seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia, Galileo Galilei lahir di Pisa, Tuscany. Hidup kecil sebagai anak pertama dari Vincenzo Galilei, seorang matematikawan dan musisi, ia sudah mendapatkan pendidikan sejak kecil soal ilmu berhitung ini.
Galileo Galilei belajar di Universitas Pisa namun terhenti karena masalah keuangan. Untungnya, ia di tawari jabatan di sana pada tahun 1589 untuk mengajar matematika. Setelah itu, ia pindah ke Universitas Padua untuk mengajar geometri, mekanika, dan astronomi sampai tahun 1610. Pada masa-masa itu, ia sudah mendalami sains dan membuat berbagai penemuan.
Di tahun 1612, Galileo Galilei pergi ke Roma dan bergabung dengan Accademia dei Lincei untuk mengamati bintik matahari. Pada tahun itu juga, muncul penolakan terhadap teori Nicolaus Copernicus, teori yang didukung oleh Galileo.
Teori Copernicus mengatakan peredaran bumi mengelilingi matahari dan matahari sebagai sistem tata surya.
Akibat pandangannya yang disebut itu ia dianggap melenceng dari keyakinan yang selama ini dianut oleh masyarakat maupun gereja saat itu, dan diajukan ke pengadilan gereja Italia tanggal 22 Juni 1633.
Pemikirannya tentang matahari sebagai pusat tata surya bertentangan dengan ajaran Aristoteles maupun keyakinan gereja bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Ia dihukum dengan pengucilan (tahanan rumah) sampai meninggalnya. Baru pada tahun 1992 Paus Yohanes Paulus II menyatakan secara resmi bahwa keputusan penghukuman itu adalah salah, dan dalam pidato 21 Desember 2008 Paus Benediktus XVI menyatakan bahwa Gereja Katolik Roma merehabilitasi namanya sebagai ilmuwan.
Bukan penemu teleskop
Tidak seperti yang di percaya sebagian orang, Galileo tidak menciptakan teleskop tetapi ia telah menyempurnakan alat tersebut. Ia menjadi orang pertama yang memakainya untuk mengamati langit, dan untuk beberapa waktu. Dan ia adalah satu dari sedikit orang yang bisa membuat teleskop sebagus itu.
Awalnya, ia membuat teleskop hanya berdasarkan deskripsi tentang alat yang di buat di Belanda pada 1608. Ia membuat sebuah teleskop dengan perbesaran 3x dan kemudian membuat model-model baru yang bisa mencapai 32x. Pada 25 Agustus 1609, ia mendemonstrasikan teleskop pada pembuat hukum dari Venesia. Selain itu, hasil kerjanya juga membuahkan hasil lain karena ada pedagang-pedagang yang memanfaatkan teleskopnya untuk keperluan pelayaran.
Pengamatan astronominya pertama kali di terbitkan pada bulan Maret 1610, berjudul Sidereus Nuncius (Pembawa Pesan Berbintang), menjelaskan pengamatan-pengamatan yang mengherankan yang ia alami dengan teleskop barunya. Hal-hal ini dan penemuan-penemuan lainnya melahirkan kesulitan-kesulitan besar pada pengertian akan surga yang telah di pegang teguh sejak lama, dan melahirkan minat yang baru di dalam ajaran-ajaran radikal seperti teori heliosentrisme Copernicus.
Cendekiawan menyerang teori
Sebagai reaksinya, banyak cendekiawan menyerang teori tersebut sebab teori ini terlihat bertentangan dengan beberapa kutipan dari Kitab Suci. Bagian Galileo di dalam kontroversi atas teologi, astronomi dan filosofi ini berpuncak pada pengadilan dan penjatuhan hukumannya pada tahun 1633 atas dasar kecurigaan yang mendalam akan paham yang melawan ajaran Gereja.
Dalam bukunya, Galileo menemukan tiga satelit alami Jupiter -Io, Europa, dan Callisto- pada 7 Januari 1610. Empat malam kemudian, ia menemukan Ganymede. Ia juga menemukan bahwa bulan-bulan tersebut muncul dan menghilang, gejala yang ia perkirakan berasal dari pergerakan benda-benda tersebut terhadap Jupiter, sehingga ia menyimpulkan bahwa keempat benda tersebut mengorbit planet.
Galileo adalah salah satu orang Eropa pertama yang mengamati bintik matahar. Di perkirakan Astronomi astronom Tionghoa sudah mengamatinya sejak lama. Selain itu, Galileo juga adalah orang pertama yang melaporkan adanya gunung dan lembah di bulan; Kesimpulan yang di ambil melihat dari pola bayangan yang ada di permukaan. Ia kemudian memberi kesimpulan bahwa “bulan itu kasar dan tidak rata, seperti permukaan bumi sendiri”, tidak seperti anggapan Aristoteles yang menyatakan bulan adalah bola sempurna.
Galileo juga mengamati planet Neptunus pada 1612 namun ia tidak menyadarinya sebagai planet. Pada buku catatannya, Neptunus tercatat hanya sebagai sebuah bintang yang redup.