Bauran kemajuan
Ketua Umum PDIP ini menyampaikan disrupsi lainnya adalah perubahan pada tataran kosmik. Sebagai bauran kemajuan luar biasa ilmu fisika, biologi, matematika, dan kimia yang menjadi “mata air” bagi kemunculan teknologi baru seperti rekayasa atomik. Dalam bidang militer, manusia masa kini bisa merasakan dampak dari Revolution in Military Affairs (RMA) yang lahir sebagai perpaduan antara command, control, communication, computers, intelligence, surveillance, and reconnaissance (CSISR).
“Di satu sisi, semuanya telah memperhebat perkembangan teknologi ruang angkasa dan persenjataan modern dengan tingkat presisi serta kecepatan. Namun di saat sama juga memiliki daya hancur yang semakin menjadi ancaman serius bagi peradaban umat manusia,” jelas Megawati.
Demikian halnya kemajuan dalam teknologi wireless power, nanotechnology, dan kehadiran Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau yang dikenal dengan teknologi drone. Kesemuanya merupakan bagian dari kelanjutan revolusi teknologi informasi, Internet of Things, Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan), komputasi Cloud, dan Analisis Big Data.
Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bagaimana kini muncul aktor non negara dengan seluruh kekuatan informasi dan data yang begitu kuat, yang bisa mengubah opini dan preferensi secara masif penduduk dunia.
Selanjutnya adalah disrupsi akibat kemajuan di bidang teknologi realitas virtual. Di mana seseorang dapat menikmati pengembaraan ke seluruh pelosok dunia bahkan ke luar angkasa tanpa meninggalkan rumahnya sama sekali.
“Teknologi ini pada gilirannya akan memungkinkan seseorang untuk hadir di dua tempat yang berbeda pada saat yang bersamaan. Tentu ini akan membawa dampak sosial yang luar biasa,” tegas Megawati.
Dia menyebut tantangan makin besar ketika perubahan hadir dalam realitas dunia yang masih di warnai berbagai bentuk ketidakadilan. Yang di akibatkan oleh praktik penjajahan gaya baru. Esensinya masih sama yaitu perang hegemoni, perebutan sumber daya alam, dan perebutan pasar.
“Disinilah kepemimpinan strategik harus memahami aspek geopolitik tersebut, guna memperjuangkan bumi sebagai rumah bersama seluruh umat manusia,” tutup Megawati.