Jakarta, Suaranusantara.co – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta secara resmi meluncurkan Gerakan Guru Cerdas (Garudas) secara daring, di Jakarta pada Kamis, 8 April 2021.
Program tersebut merupakan sebuah gerakan bersama mempersiapkan guru-guru di DKI Jakarta untuk menjalankan proses pembelajaran tatap muka secara terbatas (hybrid learning) pada bulan Juli 2021.
Selain itu, program ini merupakan langkah cepat dan tanggap dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menyikapi keluarnya Surat Keputusan Bersama Empat Menteri (SKB 4 Menteri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di masa Pandemi Covid-19.
Dalam SKB 4 Menteri tersebut, pemerintah pusat mengharapkan agar pembelajaran tatap muka secara terbatas. Yang di adakan pada tahun ajaran baru 2021/2022 setelah para pendidik tuntas divaksin.
Langkah tersebut di ambil untuk menekan adanya learning loss dari peserta didik di Indonesia.
Bersiap dengan Kemungkinan
Menyikapi hal itu, pakar pendidikan 4.0 sekaligus penggagas Garudas, Indra Charismiadji mengatakan sangatlah berbahaya jika penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas di bulan Juli hanya menggantungkan diri pada vaksinasi para pendidik.
“Kita semua wajib optimis bahwa vaksin akan bekerja dengan baik. Tetapi kita juga harus siap dengan kemungkinan terburuk. PTM terbatas akan menimbulkan masalah baru karena pendidik di tuntut untuk mengajar dengan 2 (dua) model secara bersamaan. Yaitu daring dan Iuring. Sementara kita tahu untuk satu model daring saja para guru sangat kewalahan,” ungkap Indra saat peluncuran Garudas.
Untuk itu para guru harus mendapatkan pembekalan pedagogi digital dan bimbingan untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan paradigma baru.
“Melalui Garudas ini nantinya, para guru di bekali dengan kompetensi pembelajaran campuran. Yakni dengan memberikan pelatihan kepada para guru di DKI selama tiga bulan. Untuk tahap awal kita fokus di DKI dulu, jika sukses maka akan berlanjut ke daerah-daerah lain,” jelas Indra.
Indra menambahkan, selama PJJ berlangsung, kami sudah berhasil mentransformasi banyak sekolah untuk mengimplementasikan pembelajaran dengan paradigma baru. Sehingga Learning Loss yang sering di sebut oleh Kemendikbud bisa berubah menjadi Learning Gain.
“Semua ini demi generasi penerus bangsa. Kita di landa pandemi atau tidak, mereka tetap harus di bina dengan pendidikan yang baik dan sesuai dengan zamannya. Kalau Kemendikbud tidak bergerak, kita harus proaktif melakukan perubahan. Jika di DKI sukses, maka akan di implementasikan di daerah-daerah lain,” jelas Indra.