Oleh: Anna Saraswati, Anna NewsClips
Colombo, Suaranusantara.co –Banyak wisatawan yang membawa kain panjang untuk menutupi tubuh ketika memasuki Ganggaramaya Temple sebagai tanda penghormatan, dan pengunjung harus melepas sepatu dan menyimpannya di rak di luar pintu masuk, dan tidak boleh berpakaian terbuka.
Situs ini merupakan salah satu kuil Budha terbesar yang tenang dan sunyi, jauh dari peradaban, yang sayang jika di lewatkan bila berada di Sri Lanka. Kuil terletak di jantung kota Kolombo, dekat Danau Beira, yang di sekelilingnya banyak hotel mewah.
Ganggaramaya Temple dibangun secara bertahap beberapa tahun lalu. Kemudian berkembang menjadi situs luas hingga saat ini. Terdapat biara, bangunan yang penuh patung Buddha berwarna-warni, Seema Malaka, pagoda, Pohon Bodhi, kamar relik, perpustakaan dan museum. Di ujung halaman ada deretan anak tangga yang di tinggikan tempat patung Buddha bergaya Thailand yang berurutan. Koleksi museum berkisar dari peninggalan kecil hingga singgasana besar dan gading gajah.
Konsep perpaduan yang tidak biasa antara kuil Buddha dan museum barang mewah, karena terdapat emas, safir, kayu cendana, gading gajah, porselen, patung Cina, meriam, perangko, jam tangan, kamera, foto, koin, dua gajah taksidermi, stereo, kerang, pedang, dan aneka pernak pernik lainnya karena Buddha di kenal sebagai sosok pangeran yang justru meninggalkan kemewahan istana. Acara religi utama di sini adalah prosesi Nevam Perahara pada hari Poya atau bulan purnama setiap Februari.
Mayoritas warga Sri Lanka adalah umat Buddha aliran Theravada. Namun Gangramaya sebagai kuil Buddha paling terkemuka Sri Lanka di danau Beira, Colombo secara kultural menampilkan suasana Theravada sekaligus Mahayana.
Pengaruh kebudayaan Buddhisme China melebur dengan Buddhisme India, Thailand, Myanmar, Tibet, Indonesia. Dan tentu saja Sri Lanka sendiri, menghadirkan suasana globalisme pada kuil Gangaramaya yang pembangunannya mulai secara bertahap sejak abad XIX.
Patung dewi Kuan Im dan para penjaga swargaloka Buddhisme China tampak pada gerbang utama kuil Gangaramaya. Secara keseluruhan bangunan terdiri dari bangunan gedung Vihara, Cetiva, Mandiraya, pohon Bodhi, Kamar Relik, museum, perpustakaan, Seema Malaka, Pirivena.
Di Kamar Relik terdapat sumbangsih relik Buddha dari umat Buddha di Chitagong, Bangladesh sebagai sebuah negara dengan mayoritas umat Islam. Bangunan selasar meditasi Seema Malaka ini merupakan hasil dari donasi masyarakat Muslim.
Di masa kini Gangaramaya juga merupakan pusat kemanusiaan meliputi asrama lansia, asrama yatim piatu, pusat pendidikan vokasional. Para anggota Yayasan Gangramaya aktif menebar Dhamma di mancanegara dengan mendirikan kuil dan pusat pendidikan Buddishme di Staten Island, New York, Tanzania dan lain-lain.
Borobudur Gangaramaya
“Namun bagi saya sebagai warga Indonesia, yang paling menggetar sukma pada kuil Gangaramaya tentu saja adalah kawasan Borobudur yang secara khusus menampilkan replika patung-patung Buddha dan stupa-stupa candi Borobudur bersemayam rancak vertikal delapan susun sebagai tribut penghormatan bagi candi Borobudur sebagai monumen terbesar Buddhisme di planet bumi ini.” kata Jaya Suprana.
Menyimak fakta bahwa masyarakat Sri Lanka sedemikian menghayati keagungan candi Borobodur, maka apabila Kementerian Pariwisata dan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dapat menghadirkan penerbangan langsung Kolombo-Yogyakarta dapat diharapkan berduyun-duyun warga Sri Lanka melakukan wisata-religi mengunjungi candi Borobudur, pungkasnya.