Suaranusantara.co-Proyek irigasi Wae Kanta dan Wae Cewo yang dikerjakan oleh PT ananta Raya Perkasa dengan pagu senilai 18 M hingga saat ini belum dilanjutkan semenjak akhir masa kontraknya pada 29/12/2023. Alfian Siboe selaku Kontraktor, dan Simon Woda Selaku kuasa direktur dituntut harus segera selesaikan melanjutkan pekerjaan yang tertunggak karena akan berdampak pada petani sawah yang akan mengerjakan sawahnya musim ini.
Salah seorang Damianus Dahut (40) Petani saat ditemui media di rumahnya yang beralamat di Sambir Kelurahan Tangge, Kecamatan Lembor mengaku
“Punya sawah satu patok setengah 2 kali tidak panen air tidak mengalir sawah tidak dikerjakan harap air hujan. Ada pertemuan di kantor camat dan camat yg katakan bhw air harus dilepas tgl 29 Desember. Saya sudah siram bibit dan berumur 1, bulan
Hasil setiap kali panen 25 karung berasnya satu 1 ton uangnya 8 kita. Jika nanti proyek ini dilanjutkan pekerjaannya maka akan terjadi gagal panen dan kami akan kembali ke kantor camat uuntuk tanya lagi jika air tidak dialirkan lagi” ungkap Dami
Salah seorang pemilik lahan Aleksius (40) tahun ketika ditemui media suaranusantara.co, di rumahnya yang beralamat di Sambir Kelurahan Tangge Kecamatan Lembor. Pihaknya mengeluh karena proyek irigasi yang belum diselesaikan akan memperpanjang kesulitannya untuk mengerjakan sawah. Terpaksa mengerjakan sawa karena berharap dari air hujan. Pihaknya menerangkan
” Saya sangat kecewa karena sawah yang merupakan harapan satu-satunya tidak dikerjakan selama 6 bulan padahal kami sudah pernah dapat informasi bahwa selesai dan tidak selesainya kerja tanggal 15 Desember air harus dilepaskan. Sekarang saya dirugikan akibat tidak kerja sawah ini senilai Rp 36.000.000 untuk dua musim. Tutur Aleksius
Saluran irigasi yang melayani area persawahan milik Bapa Damianus Dahut berada di jalur irigasi Wae Kanta BWK 8 kanan.
Sesuai informasi yang disampaikan oleh Bidang pengairan Kecamatan Lembor Kamis 12/1/2024 saat mendampingi suaranusantara.co di lokasi proyek Irigasi Wae Kanta yang belum di selesaikan.
Keterangan yang disampaikan oleh bidang pengairan sebut saja namanya “Petrus” (40) tahun menerangkan
“Jalur irigasi Wae Kanta yang sama sekali tidak bisa dialirkan ke sawah karena salurannya belum selesai dikerjakan yakni BWK 7 sampai 8 kanan. Sedangkan sawah petani yang berada di jalur kiri masih bisa dikerjakan sawahnya karena masih terbantu dari wae sele. Kami juga mengalami kesulitan mengatur air untuk jalur BWK 7 Samapi 8 karena semua material proyek masih terpasang dan air sama sekali belum bisa dibuka. Terang Petrus
Sementara dari Balai Pertanian Kecamatan Lembor saat diwawancarai terkait hambatan-hambatan yang akan dialami para petani untuk musim tanam kali ini pada Kamis 12/1/2024 menerangkan
” Balai Pertanian belum tukan persoalan terkait hambatan yang disebabkan karena masalah air yang kami ketahui bahwa soal air itu aman-aman saja nyatanya sebagian petani sawah sudah mengerjakan sawahnya” tutur kepala Balai Pertanian
Selama pengerjaan irigasi berlangsung sejak 28 April sampai 29 Desember kecamatan Lembor dilanda kekeringan akibat renovasi irigasi yang terjadi secara serempak wae Kanta, wae Raho dan Wae Sele. Sawah kekeringan dan masyarakat mengalami kesulitan beras, harga beras naik signifikan hingga mencapai Rp.18.000 dari harga sebelumnya Rp.10.000
Menyikapi situasi kekeringan tersebut pemerintah kecamatan Lembor mengadakan kegiatan pasar penjualan beras dengan harga murah seharga Rp.11.000/kg untuk membantu masyarakat yang terdampak Karena kekeringan akibat pengerjaan irigasi Wae Kanta selama 6 bulan. Total beras yang dijual murah pada saat itu adalah 30 ton yang diusulkan dan terealisasi 22 ton. Beras ini bersumber dari Disperindag dan disalurkan melalui kantor Dolog.
Camat Lembor Raymundus Majar, SP melalui Sekretarisnya Adrianus F.J. Hapan lasim di panggil Adri saat ditemui media saat ditemui ini di ruang kerjanya Jumat 12/1/2024 menerangkan
“Kami selaku pemerintah kecamatan telaah mengadakan kegiatan pasar murah sebagai upaya membantu masyarakat yang mengalami kekurangan beras selama pengerjaan irigasi berlangsung. Pembagian itu diberikan secara merata kepada semua desa sekecamatan Lembor dengan mekanisme pendistribusian melalui empat tempat yakni Kantor Camat sejumlah 7 ton, Desa Siru 5 ton, Desa Wae Kanta 5 ton dan Desa Pong Majok 5 ton. Masing-masing kepala Keluarga mendapat 5 kg”. Jelas Adri
Berdasarkan data yang bersumber dari Bidang Irigasi Kecamatan Lembor yang dihimpun oleh media suaranusantara.co Jumat, 12/1/2024 saat temui Manager Irigasi “Rofinus” menerangkan
“Luas lahan persawahan Lembor yang terdampak Karena irigasi sejumlah 1.240.75 Ha dengan rincian jumlah area persawahan untuk masing-masing saluran adalah BWK [Bendungan Wae Kanta] 7 luas area 411.25 Ha, BWK 8 luas area 354 Ha, BWN I luas Area 320.25 Ha dan BWN 2 ke 3 luas area 155.25 Ha.
Sedangkan saluran yang total tidak bisa dialiri air, Pihak Irigasi menjelaskan BWK bagian Kanan sedangkan bagian kiri masih bisa mendapatkan air untuk dialirkan ke sawah karena masih bisa diambil dari sumber irigasi Wae Sele. Kami dari bidang irigasi selama ini mengalami kesulitan untuk mengatur air di jalur yang masih direnovasi karena saluran belum selesai dikerjakan” Tutur Rofinus.