Labuan Bajo, Suaranusantara.co – Anggota MPR RI sekaligus DPD RI dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Abraham Liyanto mengemukakan empat pilar bangsa yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika adalah fondasi bangsa. Di atas empat pilar ini, bangsa Indonesia berdiri dan lahir.
“Kalian sebagai generasi milenial dan generasi Z harus punya pemahaman dan pengetahuan yang kuat tentang empat pilar ini,” kata Abraham dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada mahasiswa Politeknik Elabjo di Labuan Bajo, Provinsi NTT, 16 September 2025.
Ia meminta para mahasiswa agar tidak terpengaruh dengan ideologi-ideologi lain yang masuk ke negara ini. Alasannya, Indonesia sudah punya ideologi yang menjadi dasar negara yaitu Pancasila. Ditambah dengan tiga pilar lainnya yang menjadi pegangan dan panduan kehidupan bersama.
Menurut Ketua Badan Sosialisasi MPR RI ini, para pendiri bangsa sudah berpikir sangat jeli dalam merumuskan pendirian bangsa ini. Mereka menemukan fondasi yang bisa mempersatukan seluruh anak bangsa ini. Di sisi lain, empat fondasi itu bukan hanya hidup pada saat mereka ada, tetapi kekal dan abadi sampai kapan pun.
“Refleksi filosofis dari empat pilar itu sangat dalam. Tidak muncul tiba-tiba. Sudah memikirkan jauh kedepan tentang bangsa ini. Maka kita semua harus menjaga dan merawatnya,” tegas anggota Komite I DPD RI ini.
Menurut pemilik Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang ini, dalam empat pilar bangsa, semua identitas dan keberagaman di negara disatukan. Penyatuaan bukan menghilangkan identitas asli tetapi diangkat dan dirawat dalam kebersamaan.
“Ini pelajaran penting bagi kita, bagi Anda semua, bagi anak-cucu kita kedepan. Bahwa keanekaragaman itu modal untuk hidup bersatu. Jadi mari hidup bersama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang beragam,” ujar senator yang sudah empat periode ini.
Dia melihat saat ini, banyak generasi muda, termasuk mahasiswa terpengaruh oleh ideologi lain yang masuk ke negara ini. Diantaranya, ideologi khilafah dan radikalisme. Pengaruh ideologi luar tersebut, sudah sampai ke desa-desa. Pengaruh ideologi-ideologi itu harus dilawan dengan memperkuat pemahaman terhadap empat pilar bangsa.
“Empat pilar ini harus kita jaga. Sebagai generasi penerus, Anda punya tanggung jawab untuk menjaganya. Jangan lebih gandrung ke ideologi lain,” tutup Abraham.