Suaranusantara.co – Hati saya sangat susah melihat situasi yang memburuk di Ukraina timur. Terlepas dari upaya diplomatik beberapa minggu terakhir, skenario-skenario yang semakin mengkhawatirkan mulai tampak. Seperti saya, banyak orang di seluruh dunia merasa sedih dan prihatin. Sekali lagi perdamaian semua orang terancam oleh kepentingan partisan.
Saya ingin mengimbau mereka yang memiliki tanggung jawab politik untuk memeriksa hati nurani mereka dengan serius di hadapan Allah, yang adalah Allah perdamaian dan bukan Allah perang; yang adalah Bapa dari semua, bukan hanya beberapa, yang ingin bahwa kita menjadi saudara dan bukan musuh. Saya berdoa agar semua pihak yang terlibat menahan diri dari tindakan apa pun yang akan menyebabkan lebih banyak penderitaan bagi rakyat, mengacaukan koeksistensi antar negara dan mencemarkan nama hukum internasional.
Dan sekarang saya ingin menghimbau kepada semua orang, baik yang beriman maupun yang tidak beriman. Yesus mengajarkan kepada kita bahwa kekerasan yang tak ada gunanya dijawab dengan senjata Allah, dengan doa dan puasa. Saya mengundang semua orang untuk menjadikan 2 Maret mendatang, Rabu Abu, sebagai Hari Puasa Perdamaian. Saya mendorong orang beriman secara khusus untuk membaktikan diri secara intens kepada doa dan puasa pada hari itu. Semoga Ratu Perdamaian menjaga dunia dari kegilaan perang.
Paus Fransiskus (23/02/22)