Jakarta, Suaranusantara.co – Ada kesenian asal kota Cirebon yang lucu, menarik dan unik, yaitu Tari Ronggeng Bugis atau Tari Telik Sandi (mata-mata). Tarian ini tampil secara teatrikal komedi.
Para penari kesemuanya laki-laki, namun mereka mengenakan kostum perempuan dan riasan wajah perempuan, tapi lebih menyerupai riasan badut.
Pada awalnya Sunan Gunung Jati mengorganisir sekelompok orang Bugis yang tinggal di Cirebon, dan menamainya Pasukan Telik Sandi. Mereka adalah para prajurit yang pemberani, bermental kuat, cerdas dan memiliki ketrampilan menyamar.
Saat itu Pasukan telik Sanidi berugas untuk memata-matai wilayah Pajajaran, dan saat melaksanakan tugas tersebut, mereka menyamar sebagai penari ronggeng.
Strategi penyamaran inilah yang kemudian memunculkan ilham Tarian Ronggeng Bugis, yang sekarang menjadi salah satu pertunjukan rakyat yang sangat menghibur.
Tarian Ronggeng Bugis merupakan kisah heroik para prajurit yang mengabdi kepada kerajaan dan pimpinan, bahwa cara apapun akan mereka lakukan selama tidak melanggar ketentuan agama.
Seni budaya ini merupakan tarian masyarakat pesisir. Hal ini tidak mengherankan karena dulunya di perankan oleh orang-orang Bugis yang memang keturunan pelaut dan bermukim di daerah pesisir.
Pagelaran Tari Ronggeng Bugis di iringi gamelan yang terdiri dari kelenang, gong kecil, kendang kecil, kecrek, dan saron. Para penari yang kesemuanya laki-laki itu mengenakan kostum berwarna terang dan mencolok.
Mereka menempelkan sanggul kecil di belakang kepala dengan posisi miring, make up tebal, dan gambar bibir yang miring, sehingga terkesan lucu dan mengundang tawa. Memang demikia siasatnya pada zaman dulu. Jadi dengan penampilan yang lucu, tidak akan ada yang mencurigai bahwa mereka sedang menjalankan tugas serius sebagai mata-mata. Menarik, bukan?