Barcelona, Suaranusantara.co – Putra legenda Barcelona Johan Cruyff, Jordi Cruyff, kembali ke Barcelona setelah 25 tahun meninggalkan klub tersebut. Kali ini hadir sebagai penasihat olahraga yang baru di bawah manajemen Presiden Joan Laporta.
Meski sudah lama meninggalkan Barcelona, Jordi Cruyff mengaku masih mengenal Blaugrana dengan sangat baik. Dan, ketika dipanggil pulang, dia begitu antusias.
“Saya meninggalkan klub ini 25 tahun lalu dan kembali ke sini setelah memiliki rekam jejak yang panjang. Dan saya sangat senang kembali ke sini. Saya juga mengenal tempat ini dengan sangat bagus dan itu akan membantu saya dalam kerja-kerja ke depan,” kata Jordi Cruyff sebagaimana dikutip dari Marca.com.
Dia meneruskan, “Saya datang dengan motivasi saya sangat membuncah. Ini sebuah klub yang spesial bagi saya dan keluarga. Berada kembali di sini adalah sebuah kehormatan dan saya akan memberikan segalanya untuk membantu tim dan klub.”
Jordi Cruyff bertumbuh di Barcelona ketika ayahnya, Johan Cruyff bekerja di sana. Cruyff Senior adalah pencipta permainan total football Belanda. Begitu pindah ke Barcelona, dia mengadaptasinya menghasilkan gaya sepakbola Barcelona yang disebut Tiki Taka.
Gagasan sepakbola Tiki Taka
Salah satu murid Johan Cruyff di Barcelona adalah Pep Guardiola, mantan pelatih Barcelona dan sekarang menukangi Manchester City. Guardiola di nilai sebagai anak ideologis Johan Cruyff. Ia memahami dengan benar gagasan sepakbola Tiki Taka Johan Cruyff.
“Ayah saya begitu dekat dengan dua klub. Salah satunya adalah Barcelola. Saya tumbuh besar di sini dan jelas sekali bahwa semua orang mengaitkan keluarga saya dengan Barcelona. Saya sangat suka menjadi Johan Cruyff, tetapi semua orang sudah tahu bahwa dia sudah tiada,” jelasnya lebih jauh.
Ia melanjutkan, “Namun saya bisa membantu klub ini dengan banyak cara karena saya sudah menghadapi banyak tantangan di banyak benua. Saya sudah berhadapan dengan berbagai masalah dan semua itu mempersiapkan saya untuk bisa berkarya di klub seperti ini.”
Terkait targetnya selama berada di Barcelona, Jordi belum mau terlalu muluk. Dia pun masih enggan apa yang harus di capainya selama beberapa tahun ke depan.
“Saya baru datang dan pertama-tama, saya harus terintegrasi dengan tim di sini. Masih ada begitu banyak pekerjaan yang harus di lakukan. Saya sudah mengalami begitu banyak tempat yang berbeda dengan pengalaman yang berlainan, serta masalahnya masing-masing,” jelasnya.
Ia menambahkan, “Tujuan saya sekarang adalah datang ke sini dan membantu klub ini, serta bekerja dengan semua orang yang ada di sini.”
Sebelum kembali ke Barcelona, Jordi Cruyff sempat merantau ke China. Dia bekerja untuk klub Tiongkok, Shenzhen, tetapi meninggalkan klub itu pada musim 2018-2019.
Jordi yang kini berusia 45 tahun juga sempat di tunjuk menjadi pelatih Timnas Ekuador dengan proyek Piala Dunia 2022 di Qatar. Sebelum itu, ia bekerja di klub AEK Larnaca dan Maccabi Tel Aviv sebagai direktur olahraga.
Ketika masih aktif sebagai pemain, Jordi pernah membela Manchester United (MU). Namun, karier sepakbolanya tidak secemerlang ayahnya Johan Cruyff.