Jakarta, Suaranusantara.co – Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengemukakan, saat ini terdapat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melahirkan senjata sosial baru. Senjata sosial baru itu menjadikan semua masyarakat ikut di dalamnya.
“Internet, siber dan Media Sosial (Medsos) harus menjadi perhatian kita. Mereka menjadi senjata sosial baru,” kata Hadi saat membuka Rapat Pimpinan (Rapim) TNI Tahun 2021 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa, 16 Februari 2021.
Rapim diikuti 333 peserta dari TNI AD, TNI AL dan TNI AU. Rapim dengan tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19.
Hadi menyebut kekuatan Medsos telah menggulirkan kerusuhan di beberapa negara Eropa, Amerika Serikat, Myanmar, dan Thailand. Kekuatan internet dan Medsos juga telah digunakan untuk menyebarkan paham radikalisme dan terorisme.
Sebagai contoh, para aktor separatis Papua memanfaatkan Medsos untuk propaganda-propaganda. Kegiatan itu dilakukan baik di front politik, front klandestin, maupun front bersenjata.
Selain Medsos, Hadi mengingatkan perkembangan alat utama sistem senjata (alutsista) nirawak, drone, pesawat tanpa awak sebagai senjata baru dalam peperangan.
Hal itu sudah terbukti pada konflik Azerbaijan dan Armenia. Dalam konflik tersebut, drone-drone taktis yang sangat murah buatan Turki menjadi penentu kemenangan atas Armenia.
“Drone adalah satu alat yang sangat murah, mudah dioperasikan, dan bisa diberi kemampuan lebih. Bisa diberikan kemampuan penginderaan atau diberi kemampuan untuk senjata,” ujar Hadi.
Bila berkaca pada pengalaman Azerbaijan, lanjut Hadi, sudah saatnya Indonesia mengembangkan konsep-konsep operasional tentang penggunaan alutsista nirawak. Kemudian mengembangkan integrasinya dengan susunan tempur TNI yang sudah ada saat ini.
“Ke depan, penggunaan alat-alat itu dalam medan pertempuran modern akan semakin mengemuka,” tegas Hadi.