Semarang, Suaranusantara.co – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyoroti persoalan yang terjadi di Badan Penyelanggara Jaminan Sosial (BPJS) mulai dari perbedaan antara sistem dan praktik.
“Kalau pun sistemnya (di BPJS) sama, praktiknya yang berbeda,” ujar Ganjar Pranowo dalam webinar yang di adakan Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama) bertajuk “Mengenal Sistem Kesehatan Nasional: Penyempurnaan BPJS Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”, Minggu 11 April 2021.
Menurutnya, hal itu menjadi perkara mendasar yang akhirnya melahirkan berbagai persoalan di BPJS. Puncaknya BPJS selalu mengalami defisit. Setelah di pelototi banyak orang, barulah perbaikan mulai menjalar.
Ketua Umum Kagama ini menjelaskan, sebagian besar polemik yang lahir di sebabkan oleh data. Di mulai dari input data yang akhirnya berimbas pada kebijakan, karena basisnya adalah data.
“Kalau boleh saya berpesan pada Mas Ghufron (Dirut BPJS Kesehatan), data inilah PR utama yang mesti di selesaikan. Saya yakin kawan-kawan Kagama bisa membantu semua,” katanya.
Beban Jaminan
Semua, kata Ganjar, mesti di catat dan pastikan datanya benar sampai pada soal beban jaminan.
“Secara oral memang kelihatannya sangat sederhana, tapi pratiknya Masya Allah, karena kita berhadapan dengan saudara-saudara kita sendiri yang sebagian tidak siap masuk dunia data krasi,” ungkapnya.
Ia mengisahkan beratnya dalam menerapkan government resources managemen system di Jawa Tengah.
“Ketika saya mencoba menerapkan government resources managemen system, beratnya juga minta ampun, kita menata, mendigitalisasi dan mentransformasikan organisasi ini memang tidak mudah,” tutur politisi PDI Perjuangan ini.
Tetapi, tegasnya, karena ia sendiri memelototi terus-menerus dalam hal perencanaan maupun eksekusi berulang kali di Jawa Tengah, maka di katakan terbaik.
“Ya di hormati, di hargai, ya beberapa poin katanya terbaik, meskipun ini masih harus kita terus perbaiki. Ini bukan dalam rangka pamer, tapi share agar kita bisa saling menginisiasi sekaligus menginspirasi,” tegasnya.
Inspirasi Kekuatan dan Ketekunan
Lebih lanjut, Ganjar mengatakan, menginisiasi itu perlu keberanian, tapi juga menginspirasi itu perlu kekuatan sekaligus ketekunan.
“Jika kita tidak kuat, iman maupun mental, dalam sekejab apapun yang kita rencanakan luruh. Sementara tanpa ketekunan, kita tidak ada bedanya dengan bos yang hanya menerima laporan yang baik-baik saja tanpa mengerti kinerja rekan kerja kita,” katanya.
“Saya sering mengibaratkan, jika kita ingin tubuh bersih, ya mandilah. Dan pertama yang mesti di gebyur adalah kepalanya dulu. Maka kita yang menjadi kepala mesti di gebyur dulu, mesti bersih terlebih dulu sebelum membersihkan dan membereskan bagian yang lain,” tambahnya.
Ganjar pun menambahkan, saat ini kondisi BPJS di tanah air menapaki rel yang benar. Ia yakin bahwa kesehatan di negara Indonesia tidak akan kalah dengan negara-negara maju.
“Dengan kondisi BPJS yang saat ini sudah menapaki rel yang benar, insyaallah, saya yakin sistem BPJS Kesehatan di negara kita tidak akan kalah dengan negara-negara maju yang sukses menjamin kesehatan warganya. Ini bukan mimpi atau cita-cita, tapi kerja yang mesti kita lakukan. Semoga kita diberi kekuatan untuk merealisasikan,” pungkasnya.