Labuan Bajo, suaranusantara.co – Direktur Rumah Sakit yang berdiri megah di tengah kota Super Premium itu hanya menjawab “No coment” terhadap kondisi pasien yang mengalami kondisi buruk pada mata kanannya pasca operasi di Rumah sakit Siloam Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat pada, Senin 14 April 2025 lalu.
Direktur Rumah Sakit Siloam dr. Nina saat dikonfirmasi soal kondisi buruk yang dialami oleh pasien setelah menjalankan operasi pada mata kanannya hanya menjawab “no coment” tulisnya melalui pesan whatsApp kepada wartawan media ini Rabu (13/8/2025) pkl. 21.24 Wita.
Meskipun begitu awak media masih menunggu jawaban selanjutnya dari Direktris Siloam Labuan Bajo sesuai janjinya bahwa pihaknya masih menelusuri data terkait pasien tersebut.
“Kami belum bisa menanggapi komplain nya krn perlu telusur datanya. Mohon maaf kami tidak menjawab melalui wa pribadi ya,” jawabnya
Konfirmasi wartawan pun dianggapnya sebagai pengaduan sehingga ia (Nina) meminta untuk sampaikan pengaduan melalui email
“Silakan ber email ke siloam ya pak. Nanti di jadwalkan waktunya. Email ke info.shlb@siloamhospitals.com,” tambah Nina
Pasien yang mengalami kondisi buruk pada mata bagian kanan ini adalah Natalia Virgiana Putri (12) panggilan Putri, adalah anak kandung dari Adolfus Ivon (43) dan Maria Nanus (40) asal Wae Mege, desa Watu Tiri, Kecamatan Lembor Selatan.
Adolfus dan Maria adalah petani dengan keadaan ekonomi pas-pasan oleh karena itu mereka hanya mengandalkan layanan BPJS Kesehatan agar bisa membiayai perawatan untuk anaknya.
Atas kondisi yang dialami oleh anaknya lantas ayahnya bertanya dalam hatinya “apakah hal ini terjadi karena kami hanya menggunakan BPJS sehingga anak kami hanya dilayani asal-asalan begitu saja? ,” tanya Adolfus dengan nada penuh kesedihan
Sedangkan Putri sendiri usai matanya dioperasi mengatakan setelah dioperasi malah ia lebih malu dan minder, beda dengan sebelumnya.
“Saya merasa minder dan malu-malu saat berkumpul bersama teman-teman di sekolah karena keadaan mata yang sebelumnya baik walaupun tidak bisa melihat jauh berbeda dengan kondisi setelah dioperasi. Mata saya lebih mengecil dan jadi merah seperti berdarah,” tutur Siswi kelas VIII, SMPN 5 Lengko Cepang itu dengan wajah yang tampak tidak percaya diri.
Orang tuanya menuturkan bahwa Putri mengalami kondisi cacat sejak kelas 4 SD hingga sekarang ia berada di kelas VIII di SMPN 5 Lengko Cepang.
Semula Putri terkena tusukan kawat pada mata kanannya saat ia bermain, mengakibatkan ia tidak bisa melihat dan bola mata terlihat menonjol.
Peristiwa ini terjadi pada bulan September 2021semenjak Putri berada di bangku kelas 4 SD. Saat itu kondisi matanya biasa saja meskipun mata kanannya tidak bisa melihat setelah kejadian itu.
Pada bulan Maret 2025, Putri sempat mendapatkan perawatan di Puskesmas Lengko Cepang, Kecamatan Lembor Selatan lalu Dokter sarankan rujuk di Rumah Sakit Siloam untuk dioperasi.
Selang Satu bulan setelah keluar surat rujukan dari Puskesmas, Putri di antar ke Rumah sakit Siloam Labuan Bajo pada 13 April 2025
Tepat tanggal 14 April Putri menjalankan proses operasi pada mata kanannya dan setelah dioperasi, Putri menjalankan masa kontrol.
Melihat mata anaknya yang tidak kunjung berubah, Adolfus menjadi resah karena kondisi semakin buruk dari sebelumnya.
Sementara orang tua pasien sendiri mengaku bahwa pelayanan dokter di Rumah sakit Siloam tidak membawa perubahan sama sekali setelah dioperasi
“Proses awalnya dari Puskesmas Lengko Cepang, pertama saya minta surat rujukan atas dasar mata anak saya tidak bisa melihat, dari situ keluar surat rujukan dari Puskesmas Lengko Cepang tujuan Rumah Sakit Siloam nah dua hari setelah itu pangsung ada tindakan operasi. Setelah operasi nginap satu malam habis itu diijin pulang. Setelah datang kontrol pertama tidak ada perubahan sama sekali, nah habis itu saya datang lagi kontrol yang kedua tetap sama hasilnya tidak ada perubahan sampai yang ke empat kali saya komplen waktu itu,” ungkap Adolfus saat ditemui suaranusantara.co di rumah tempat ia menginap yang beralamat di Sernaru, Kelurahan Wae Kelambu Selasa 12/8/2025
Saat kontrol yang ke dua, Adolfus sempat komplain kepada dokter yang merawat anaknya karena ia tidak puas melihat kondisi yang dialami oleh anaknya setelah operasi
“Pertama soal merah pada mata belum keadaaan mengecil hanya merah terus kaya dara terus. Kata dokter waktu itu obat masih bekerja, akhirnya saya diam. Terus waktu kontrol yang ke lima saya komplen waktu itu soal mata itu semakin mengecil, yang saya takut waktu itu lama kelamaan tutup semua matanya. Nah waktu itu saya merasa tidak puas dengan tindak awalnya operasi hasil yang saya harapkan tidak ada. Itu yang dialami oleh anak saya saat ini,” ujar Adolfus dengan nada kesal
Ia menilai pelayanan pihak Rumah Sakit membuatnya tidak puas karena awalnya mata anaknya baik-baik saja hanya karena tidak bisa melihat. Selain itu ia juga tidak mendapatkan penjelasan detail dari dokter.
“Penilaian saya pertama-tama saya merasa tidak puas dengan tindakan operasi hasilnya tetap sama, saya butuh penjelasan dari pihak rumah sakit karena kondisi awal mata anak saya itu baik-baik saja hanya tidak bisa melihat, yang saya komplen sekarang ini, sudah tidak bisa melihat tetapi semakin mengecil intinya tidak puas butuh penjelasan lebih lanjut dari Rumah Sakit,” pungkas Adolfus
Mengingat kondisi anaknya tidak mengalami perubahan, Adolfus berharap, agar pihak Rumah sakit melakukan penanganan serius
“Satu-satunya harapan saya ada penyembuhan supaya mata anak saya kembali normal. Harapan saya juga kepada pihak Rumah Sakit harus ada penanganan serius lagi,” tandasnya
“Kontrol yang ke tujuh akan dilakukan pada Rabu 13 Agustus 2025 namun dibatalkan karena dokter yang merawatnya sedang cuti,” tulis Adolfus melalui pesan WhatsApp.