Labuan Bajo, suaranuaantara.co — Aksi adu otot juru Bicara (Jubir) paslon Edi-Weng, serentak membuat suasana jadi tegang saat berlangsungnya debat pertama kedua Pasangan Calon Bupati dan wakil Bupati pada pemilihan Bupati (Pilbup) Manggarai Barat 2024 yang digelar di Aula DJ Hall, Labuan Bajo, pada Rabu malam (16/10).
Juru bicara Paslon Edi-Weng, Servasius Sutantio Ketua atau akrab disapa Ervas yang juga berstatus sebagai kader PKB beradu otot dengan Operator IO Debat Pilkada.
Entah hal apa yang merasuki pikirannya, Ervas dari kebiasaannya sehari-hari dikenal sebagai sosok yang komunikatif tiba-tiba beringas hingga berujung adu otot.
Aksi ini terjadi saat istirahat usai sesi pertama pemaparan visi dan misi kedua pasangan calon pilkada Manggarai Barat.
Dengan ekspresi marah, Ervas yang mengenakan jaket putih bertuliskan “Edi-Weng”, topi dengan logo paslon, dan ID card resmi KPU, menghampiri crew dari King Production.
Mengakibatkan terpancing nya emosi pendukung dari kedua paslon, hingga berhamburan ke arah kejadian di bagian belakang aula.
Keduanya terlibat dalam adu mulut sengit, yang nyaris berujung pada bentrokan fisik.
Kejadian ini sontak memancing reaksi dari para pendukung kedua paslon, yang berhamburan ke arah kejadian di bagian belakang aula.
Selama kurang lebih 10 menit, ruangan dipenuhi ketegangan. Ervas akhirnya diamankan dan dikeluarkan dari ruangan oleh sejumlah pihak guna memulihkan situasi.
Ketika ditemui setelah kejadian, Ervas memilih untuk tidak memberikan komentar terkait insiden tersebut.
“Tidak usah bro,” ucapnya singkat.
Sementara Ketua KPUD Manggarai Barat Ano Parman yang dimintai tanggapannya usai debat pilkada semalam itu mengaku belum menerima laporan.
Namun kata dia, meski begitu pihaknya akan memperbaiki kedepan.
“Hal-hal semacam itu apapun yang menjadi kekurangan dalam debat kali ini akan kita perbaiki untuk kedepan,” ungkap Parman.
Ketua KPUD Manggarai Barat ini pun berharap agar semua pihak tetap bersatu.
“Kami selalu mengharapkan agar kita semua baik pasangan calon, para pendukung, partai politik dan semua pihak itu kami ajak satu, rukun damai. Berbeda pilihan itu hal yang biasa. Kita tetap satu bingkai yaitu anak Manggarai Barat,” tandas Parman.
Debat yang dimoderatori oleh Desy Natalia dari RRI ini mengusung tema “Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Berbasis Pembangunan Pariwisata Terintegrasi”.
Insiden tersebut terjadi pada saat yang seharusnya menjadi kesempatan yang baik di mana kedua pasangan calon pemimpin Manggarai Barat beradu otak untuk mempertajam gagasan tentang bagaimana mengintegrasikan sektor pariwisata untuk kesejahteraan masyarakat Manggarai Barat.
Dalam debat ini, dua pasang calon saling beradu gagasan, yaitu Christo Mario Y Pranda-Richard Tata Sontani (nomor urut 1) dan Edistasius Endi-Yulianus Weng (nomor urut 2).
Debat ini menghadirkan panelis dari berbagai universitas terkemuka, Bill Nope,SH.,LL.M (Akademisi Fakultas Hukum Universitas Cendana/Ketua Panelis), Andi Irfan, S.H.I.,M.H (Ketua Prodi Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah Kupang) dan Yonathan Hans Luter Lopo,S.IP, M.A (Akademisi Fakultas Hukum Fisipol Universitas Cendana Kupang).