Labuan Bajo, suaranusantara.co – Salah seorang warga yang mengaku sebagai pemilik tanah di Lengkong Anak Munting mencegat aktivitas dari salah seorang warga Lemes yang tengah menguasai lahan yang telah diserahkan oleh pemangku adat Cumbi kepada enam orang warga yang berlokasi di Lengkong Anak Munting, Desa Warloka, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Sabtu (12/7/2025)
Warga yang melakukan pencegatan ini adalah Viktor Frumentus (55) kerap disapa Viktor seorang petani asal kampung Cumbi dan Sut adalah warga kampung Lemes yang diketahui sebagai orang yang sering mengurus tanah di wilayah Macang Tanggar
Viktor mengaku tanah itu merupakan perolehan dari tu’a golo (pemangku adat) Cumbi bersama dengan lima orang lainnya.
Kata dia (Viktor) sudah kesekian kalinya ia melakukan pencegatan di lokasi tersebut bahkan ia telah membongkar pagar yang dikerjakan oleh Sut namun lokasi itu tetap dikuasainya.
Disebutkan oleh Viktor bahwa lokasi yang dikuasai oleh Sut itu merupakan milik enam orang termasuk dirinya yang sama-sama berasal dari Cumbi.
Bahkan Viktor juga mengakui bahwa ia mengetahui tanah itu sudah dijual kepada Damianus, Walter dan Paskalis
Diketahuinya bahwa Damianus adalah guru berstatus sebagai ASN di salah satu sekolah di Labuan Bajo, Walter disebutnya sebagai Kepala Desa Pengka dan Paskalis adalah anggota DPRD di Manggarai Barat.
Ia juga pernah bertemu dengan Damianus yang menceriterakan kepadanya bahwa tanah itu sudah dibelinya dari Sut.
Pantauan media ini, pada saat dilakukan pencegatan, hadir di lokasi tersebut salah seorang Guru yang disebutkan namanya Damianus dan beberapa orang lainnya yang tengah menebang kayu di lokasi tersebut atas perintah dari Sut.
Saat ditanyai oleh wartawan, Damianus menyebut bahwa ia berada di lokasi itu karena disuruh oleh Sut dan Madi.
Lebih lanjut wartawan media ini menanyakan hubungannya dengan Sut sontak ia balik bertanya “siapakah kamu apakah kamu Polisi atau pengadilan?,” tanya Damianus
Ketika dijawab wartawan, langsung saja Damianus menghindar dan mengatakan bahwa ia mencari jaringan untuk menghubungi Sut.
Beberapa menit kemudian Sut datang ke lokasi menemui Viktor yang lagi menunggunya di Lokasi. Serentak situasi berubah menjadi perdebatan yang menimbulkan keributan.
Suasana keributan di Lokasi antara Viktor dan Sut
Dalam vidio berdurasi 10.06 detik yang sempat direkam oleh awak media, memperlihatkan reaksi Sut yang emosional sambil menunjukan jarinya saat merespon pembicaraan dari Viktor.
Pembicaraan yang disampaikan oleh kedua belah pihak ini diungkapkan dalam bahasa setempat dan diterjemahkan oleh wartawan dalam bahasa indonesia.
Untuk diketahui, isi perdebatan tersebut tidak dikutip secara keseluruhan oleh awak media namun vidio lengkapnya tetap dijadikan dokumen wartawan.
Kondisi Viktor saat berlangsungnya perdebatan
Dengan nada halus Viktor mengawali pembicaraannya untuk menyampaikan tujuan kehadirannya di lokasi tersebut.
“Begini adik saya datang ini untuk memberitahu bahwa cukup sudah tebang kayu karena lokasi ini milik saya dan merupakan sumber mata air untuk orang Cumbi,” ungkap Viktor dengan nada santun.
Meskipun dalam perdebatan itu, Sut terlihat begitu emosional namun Viktor tetap pada pendiriannya bahwa tanah itu merupakan hak miliknya.
“Saya berhak melarang engkau untuk tidak boleh melakukan aktivitas di tempat ini karena tempat ini merupakan hak milik saya yang sudah saya terima dari tua golo Wihelmus Wahang,” tegas Viktor
Bahkan saat perdebatan semakin memanas, Viktor mengungkapkan konflik yang pernah terjadi saat Kenari dan Lemes berperang melawan Cumbi di Lokasi itu.
“Apakah engkau mau supaya persoalan tahun 2013 terjadi lagi di tempat ini? supaya engkau tahu bahwa bapamu dan bapanya Madi pernah datang untuk menyampaikan bahwa ini sudah bagiannya kamu dan jangan ganggu lagi yang lain karena di luar itu tanah wakaf,” jelas Viktor mengulang pernyataan kedua orang tokoh adat itu.
Tanggapan Sut atas pernyataan dari Viktor
Di hadapan Viktor Sut yang menyebut diri sebagai orang Mburak sekaligus anak dari tua golo Lemes mengatakan Viktor harus menghadirkan tua golo Kenari dan Cumbi untuk menyatakan bahwa itu adalah miliknya
“Tanah ini milik kami. Kalau ikut prosedurnya tua golo Kenari dan tua golo Cumbi harus ketemu. Kalau tua Golo kenari mengatakan bahwa tanah ini sudah diserahkan kepada tua golo Cumbi maka segala yang ada ini saya serahkan kepada kaka,” ungkap Sut dengan nada meletup-letup
Di tengah berlangsungnya perdebatan itu, Sut sempat mengatakan ” jangan di beritakan pertemuan ini karena merupakan persoalan antara adik dan kakak,” kata dia
Kemudian wartawan media ini bertanya apakah tanah ini sudah dijual kepada beberapa pihak? Sut menjawab ” Saya baru rencana menjual tanah ini karena dalam kondisi kesulitan dan aktivitas pembersihan ini dilakukan untuk lokasi perkebunan,”jelas Sut
Kronologi Perolehan tanah dari Viktor
Saat diwawancarai suaranusantara.co usai debat, Viktor mengulas asal usul perolehan tanahnya di Lengkong Anak Munting
“Pada tahun 1967 saya lahir di Cumbi, dan bapa saya tinggal di Cumbi sejak tahun 1964. Saya memperoleh tanah di Lengkong Anak Munting tahun 1992 melalui tua golo Cumbi atas nama Wihelmus Wahang. Bersamaan pada saat itu diserahkan pula tanah kepada kelima orang lainnya. Masing-masing kami mendapatkan ukuran yang bervariasi. Saya mendapat tanah dua bidang. Satu bidang berukuran lebar kurang lebih 14 meter² dan panjang kurang lebih 300 meter² dan satu bidang lagi berukuran panjang kurang lebih 150 meter² dan lebar kurang lebih 11 meter²,” ulasnya
Pada bulan April 2025 tanah ini baru diketahui oleh Viktor telah dirampas oleh Sut saat ia melakukan penebangan di lokasi miliknya.
” Saya baru mengetahui bahwa tanah milik saya telah dirampas oleh Sut saat ia menebang semua pohon yang ada dan saya mendengar bahwa tanah itu sudah dijual saat saya bertemu dengan Damianus. Dia katakan bahwa tanah itu dia sudah beli dan sudah lengkap surat-suratnya,” tutur Viktor
Dalam rangka mendapatkan keberimbangan informasi, media ini berusaha mengkonfirmasi Sut melalui pesan whatsApp pada pkl 18.13 hari yang sama.
Menanggapi konfirmasi wartawan, Sut hanya mengirimkan sebuah pesan yang isinya bahwa besok ia akan menghubungi media ini.
Awak media ini juga masih berusaha untuk menghubungi beberapa nara sumber lainnya untuk pemberitaan selanjutnya.