Labuan Bajo, suaranusantara.co – Mencegah timbulnya berbagai interpretasi atas di tengah masyarakat adat, Panitia Penyelenggara Komodo Waterfront Festival 2025 secara resmi membatalkan diselenggarakannya pementasan Broadway “Legenda Putri Komodo” pada Jumat 31 Oktober 2025.
Pementasan Broadway “Legenda Putri Komodo” ini sedianya akan dilaksanakan pada tanggal 22 November, namun demi mengantisipasi berbagai kecemasan yang timbul akibat kesalahan interpretasi di tengah masyarakat maka kegiatan tersebut dibatalkan.
Panitia penyelenggara kegiatan tegaskan bahwa hanya Pementasan Broadway show “Legenda Putri Komodo” saja yang dibatalkan Sedangkan rangkaian kegiatan lainnya tetap dijalankan sesuai jadwal panitia.
Atas Pembatalan itu, Panitia Komodo Komodo Waterfront Festival 2025 menyampaikan permohonan maaf atas inisiasi panitia penyelenggara untuk mengangkat Legenda Putri Komodo.
Meskipun cerita rakyat dan nilai-nilai budaya Komodo merupakan warisan sejarah yang harus dijaga keasliannya serta dihormati. Namun, kami menyadari adanya kekhawatiran dari masyarakat adat terhadap kemungkinan terjadinya salah interpretasi atas cerita yang diangkat dalam pagelaran tersebut.
Mengatasi keresahan yang terjadi di tengah masyarakat desa komodo maka kami memutuskan membatalkan pagelaran Broadway “Legenda Putri Komodo” dalam rangkaian Komodo Waterfront Festival.
Langkah ini diambil sebagai bentuk komitmen tegas dan tanggung jawab moral kami dalam menghormati nilai-nilai adat serta warisan budaya masyarakat Pulau Komodo dan sekitarnya.
“Festival ini kami selenggarakan bertujuan untuk mengangkat kearifan lokal, kekayaan alam dan budaya di NTT dan Manggarai Barat khususnya kepada masyarakat Indonesia dan Dunia, bukan untuk tujuan komersial atau mencari keuntungan. Kami berkomitmen untuk memastikan setiap karya yang ditampilkan tetap sejalan dengan nilai-nilai budaya dan adat yang dimiliki masyarakat setempat,” ujar Evan selaku ketua panitia Komodo Waterfront Festival 2025.
Sebagai tindak lanjutnya, panitia kedepannya akan lebih memperkuat komunikasi dan kemitraan dengan masyarakat adat lokal, khususnya dalam proses kurasi dan pementasan seni budaya yang ada dalam masyarakat.
Panitia membuka ruang kolaborasi yang lebih luas bagi masyarakat lokal, baik sebagai penasihat budaya dan adat, pembawa tarian, maupun bagian dari tim kreatif.
Ruang ini dibuka untuk memastikan setiap karya yang dihadirkan lahir dari pemahaman bersama dan penghormatan mendalam terhadap budaya Pulau Komodo.
Kami menegaskan bahwa langkah ini bukan akhir dari kreativitas, melainkan awal dari proses kolaborasi yang lebih otentik, bermartabat, dan berakar pada nilai-nilai masyarakat lokal.
Komodo Waterfront Festival akan terus menjadi ruang untuk merayakan kekayaan budaya Komodo dan Manggarai Barat dengan semangat penghormatan, kemitraan, dan keberlanjutan.
 
	    	









































































