Agama dan Demokrasi
Dosen Monash University Australia, Nadirsyah Hossen yang juga menjadi pembicara pada acara itu menyatakan, agama dan demokrasi bisa berjalan beriringan. Sudah banyak penelitian menyatakan, peranan agama tidak hilang dari demokrasi.
“Indonesia memandang agama penting dalam kehidupan bernegara. Hanya saja pemahaman agama banyak modelnya, juga demokrasi, banyak ragamnya,” kata Nadirsyah Hossen yang bisa dipanggil Gus Nadirs.
Menurutnya, kombinasi yang tidak pas antara agama dan demokrasi akan melahirkan anomali. Agama akan mengubah demokrasi menjadi agamis, ataupun sebaliknya. Di Indonesia masih terus mencari koordinat yang tepat.
“Indonesia tidak ingin mengubah NKRI menjadi negara Islam. Atau sebaliknya menjadi negara sekuler. Dan Indonesia masih terus cari kombinasi yang tepat,” lanjut Rais Syuriah pengurus cabang istimewa NU di Australia dan Selandia Baru ini.