Labuan Bajo, suaranusantara.co – Warga RT 06 Mbehal menolak penggusuran Jalan Tani, alasannya karena usulan pembuatan jalan Rabat beton menuju Pustu menjadi prioritas namun kepala desa melalui musyawarah desa mempertimbangkan pembangunan rabat beton itu tidak dibatalkan tetapi ditunda.
Penolakan ini disampaikan oleh Viktorius Piston, warga RT 06, Mbehal, Desa Pota Wangka, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat
Jalur tersebut sangat penting karena menjadi akses anak-anak ke sekolah, warga ke kantor desa, hingga menuju pelayanan kesehatan
“Ini sangat meresahkan kami masyarakat,” ungkap warga yang akrab disapa Viktorius itu saat ditemui media ini Jumat (5/9/25) siang.
Kata dia (Viktorius) ada tiga program ini sudah diusulkan warga Mbehal pada 2024 lalu untuk segera dieksekusi. Namun keputusannya hanya satu yang terealisasi yaitu jalan tani menuju perkebunan warga. Ia berharap, jalan rabat menuju Pustu menjadi prioritas.
Tiga usulan itu adalah Pembuatan Rabat Beton dari halaman kampung Mbehal menuju Puskesmas pembantu (Pustu) buka ruas jalan tani dari Cabang Mbehal menuju perkebunan warga, menuju tanah desa dan jalan menuju Rumah adat.
Meskipun pembuatan jalan Rabat beton tidak dikerjakan pada tahun 2025 namun kepala Desa memastikan bahwa pekerjaan itu bukan dibatalkan tetapi ditunda untuk tahun berikut mengingat pembangunan jalan sepanjang 1.500 meter itu anggarannya lebih besar.
Kepala Desa Pota wangka, Petrus Robertus Sentosa, kerap dipanggil Robertus dalam keterangannya menjelaskan bahwa pembukaan ruas jalan tani itu diprioritaskan karena banyak manfaatnya.
Pembukaan ruas jalan tani yang menelan anggaran Rp.150.079.998.40 ini akan memudahkan akses bagi petani, serta lahan tidur dan tanah desa dapat dimanfaatkan.
“Pembuatan rabat beton itu dipending alasannya selain membutuhkan dana besar, juga karena ada pemangkasan instruksi presiden agar dana itu dialihkan ke Badan usaha milik Desa (BUMDES),” ungkap Robertus saat ditemui awak media di rumah kediamannya.
Selain itu kata Robertus, warga bersama pemerintah desa sepakat mendahulukan pembangunan jalan tani setelah hadirnya tawaran kerja sama dengan Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL).
Program dari yayasan non-profit itu menjanjikan banyak manfaat: pembukaan akses ke kebun, penanaman bambu dan hortikultura, hingga dukungan penyediaan air bersih bagi warga Mbehal.
“Ini bukan hanya soal jalan, tetapi peluang untuk meningkatkan ekonomi keluarga lewat kebun, sekaligus memenuhi kebutuhan dasar masyarakat berupa air minum bersih,” jelas Kades Robertus.
Ia menuturkan, Rapat desa yang dihadiri Dusun, RT, BPD, dan warga saat itu akhirnya menyetujui keputusan tersebut. Meski ada suara yang berbeda, mayoritas masyarakat memilih untuk mendahulukan jalan tani sebagai langkah strategis. Mereka yakin, jalan menuju Pustu tetap akan terwujud di tahun berikutnya, ketika anggaran desa lebih memungkinkan.
“Dengan jalan tani dibuka lebih dulu, akses warga ke lahan lebih lancar dan program pemberdayaan bisa berjalan. Ini investasi jangka panjang untuk ekonomi dan kebutuhan dasar masyarakat, termasuk air minum,” terang Kades.
Sekali lagi ia tegaskan, bahwa Keputusan penggusuran jalan tani pun merupakan hasil musyawarah bersama, bukan keputusan sepihak.
“Kami ingin semua jelas, agar masyarakat tahu jalan ke Pustu tidak dibatalkan, hanya dipending. Yang kita jalankan sekarang adalah yang paling mungkin mendatangkan manfaat nyata bagi warga,” tandas Robertus.
Kades Robertus menambahkan selain pembukaan ruas jalan tani di RT Mbehal, ada dua program lagi di RT Pungkang yang dikerjakan pada tahun 2025, dua RT ini terletak di Dusun Golo Sue.
“Dua dusun di Desa Pota Wangka tahun ini yang mendapat program fisik yaitu RT. Mbehal dan RT. Pungkang. RT. Pungkang mendapat program perluasan jaringan air minum anggarannya Rp. 75. 140. 436 dan penggusuran jalan tani menuju Pungkang Rp. 180. 041. 894. 88. Saya sudah pertimbangkan semua demi perimbangan untuk setiap warga dusun meskipun ada program yang masih tertunda,” tutup Robertus