Labuan Bajo, suaranusantara.co – Sebuah Rumah Sakit yang tampak elit berdiri megah di tengah-tengah kota Super premium telah diakui oleh masyarakat sebagai Rumah sakit yang baik dan terpercaya yaitu Rumah sakit Siloam. Sayangnya kini mendapat sorotan tajam dari netizen atas pelayanan dari Dokter mata terhadap pasien yang pernah mengalami kondisi buruk setelah operasi mata.
Dari catatan riwayat kontrol yang diberikan oleh pasien yang ditemui oleh awak media ini menuliskan bahwa nama Dokter itu adalah Alif Reza. Seorang dokter spesialis mata yang bekerja di Rumah sakit Siloam, Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat-NTT
Sejumlah pasien mengaku kesal dengan pelayanan dokter mata di Rumah sakit Siloam karena mengalami kondisi buruk pasca operasi mata, memberikan komentar pada berita yang diunggah oleh wartawan media ini melalui akun tiktok nya.
Berita tersebut terkait kondisi yang dialami Natalia Virgiana Putri (12), pasien asal Wae Mege, Desa Watu Tiri, Kecamatan Lembor Selatan yang mengalami kondisi buruk setelah operasi mata di Rumah Sakit Siloam.
Meskipun terbaca dari komentar itu, beberapa netizen mengaku tertolong setelah dioperasi, namun lebih banyak dari netizen itu yang mengatakan kesal, salah satunya adalah pasien mata asal Kabupaten Kupang yang bekerja di salah satu instansi di Labuan Bajo.
Pasien itu mengaku kecewa bahkan tidak menerima kenyataan terhadap tindakan Dokter yang mengangkat lensa matanya tanpa persetujuannya saat ia hendak dioperasi
Hal ini diungkapkan oleh YJS, pasien yang meminta namanya diinisialkan, saat ditemui wartawan di Water Front Senin 18 Agustus 2025
YJS menjelaskan bahwa semula ia merasakan suatu keanehan pada matanya setelah terkena cairan remover sekitar bulan November 2024 lalu.
Pada tanggal 14 Januari 2025, ia meminta rujukan dari instansi tempat ia bekerja untuk melakukan pemeriksaan mata di Rumah Sakit Siloam.
Saat diperiksa, Dokter mengatakan bahwa tidak ditemukan masalah pada matanya lalu pasien itu bertanya “benarkah tidak ada masalah pada mata saya Dok ? tanya YJS.
Selang berapa menit kemudian Dokter meneteskan cairan pada matanya dan menyuruhnya untuk keluar dari ruangan sambil menanti panggilan.
Saat dipanggil kembali ke ruangan pasien itu diperiksa lagi baru Dokter mengatakan bahwa “oh ada bercak putih di mata,” kata YJS meniru perkataan Dokter itu.
Tepat tanggal 16 Januari YJS kembali ke Siloam sesuai pesan Dokter yang dikirim melalui Whatsap nya bahwa ia akan mengerjakan mata pasien itu.
Saat berada dalam ruangan operasi Ia (YJS) diberikan pakaian operasi dan Dokter langsung melakukan tindakan tanpa dimintai persetujuan pasien bahwa matanya akan dioperasi.
Usai dioperasi Dokter memberitahu bahwa lensa matanya sudah diangkat dan YJS tercatat sebagai pasien katarak.
Mengetahui hal itu, YJS langsung mengamuk hingga mau pukul meja bahkan ia bersumpah bahwa dirinya tidak pernah dimintai persetujuan untuk dioperasi.
“Saya pasti tidak setuju kalau awalnya Dokter beritahu bahwa saya mau dioperasi, karena mata saya awalnya baik-baik saja cuma masalahnya kalau saya lihat obyek yang jauh terlihat semacam buram dan pecah,” ungkapnya dengan Nada kesal
Setelah mengetahui lensa matanya sudah diangkat, suasana Batin YJS sangat terganggu bahkan meronta-ronta selama dua pekan.
Saya waktu itu sempat protes sama Dokter, sempat marah juga sampai saya banting pintu karena saya tidak diedukasi kan kalau lensa mata saya bakal diangkat. Dalam waktu seminggu hingga dua minggu itu saya stres, mau bikin pengaduan waktu itu tetapi keluarga saya tidak setuju,” ujar YJS
Anehnya lagi seorang Dokter yang merupakan spesialis mata menyuruh pasien untuk mencari kaca mata di Optik tanpa menjelaskan ukuran yang sesuai dengan kondisi matanya.
“Setelah dioperasi Dokter suruh saya lagi untuk cari kaca mata di Optik tetapi sy minta ukuran kaca mata dia suruh saya pergi saja di optik bilang saja mata habis dioperasi, jadinya saya cek sendiri di Optik yang di Langka Kabe,” tuturnya
Pelayanan Dokter yang tidak memuaskannya membuat ia stres dan tak tanggung-tanggung meninggalkan Dokter itu dan langsung berkonsultasi dengan Dokter mata di Kupang.
“Saking stresnya saya terbang ke Kupang cek langsung dengan Dokter mata di Kupang, Saya tidak mau lagi konsultasi dengan dia. Sampai di Kupang Dokter mata bilang aneh skli kenapa baru satu kali konsultasi kok langsung dioperasi sementara kamu ini masih muda lalu saya bilang saya tidak diberitahu untuk operasi. dia hanya bilang baik om besok saya kerjakan dan langsung kasi pakaian operasi. Disitulah saya tahu Karena Dokter spesialis,” pungkas YJS
Sedangkan Netizen lainnya memberikan komentar terkait peristiwa yang dialami oleh pamannya setelah dioperasi hingga mengalami cacat permanen
“Saya punya om juga begitu .mereka lakukan operasi dua kali,tapi malah buat mata saya punya om tambah dan sakit.dan lebih para nya lagi mereka operasi tidak dengan safety habis operasi dan ketika om saya tidak tahan dengan sakit habis operasi karena nyeri sama bengkak stelah operasi kedua kalinya,mereka malah suruh om saya suruh rujuk di Bali .om saya buta permanen,” Keluh Netizen dengan nama akun emenjuang23 itu.
Pengalaman yang sama diungkapkan oleh akun bernama Angel terkait operasi katarak yang dialami oleh mama mantunya. Tidak pernah mengalami penyembuhan ternyata kemudian diketahui bahwa lensa matanya sudah diangkat.
“Pernah juga terjadi sama mama mantunya saya, awalnya katarak terus operasi di Rumah sakit Siloam pas habis operasi katarak malah sakit, sakitnya tidak hilang-hilang dan tidak bisa melihat, setiap kali pergi kontrol ke dokter mata selalu dibilang kasih obat saja, matanya normal ini, tetapi saya sebagai anak tidak puas kenapa mama rasa sakit terus. Karena kami keluarga tidak tega lihat mama menderita akhirnya kami putuskan untuk cek di RSCM jakarta khusus mata, ternyata lensa matanya hilang total, akhirnya di pasang ulang lensa matanya jadinya sekarang uda bisa lihat lagi,” tuturnya
Dengan banyaknya pasien yang mengaku sebagai korban, salah satu netizen mengajak untuk menjadi saksi mengusut tindakan Dokter yang telah merugikan pasien.
“Setelah saya baca semua komentar dari teman-teman semua sudah banyak korban dari operasi mata di Siloam Bajo, bisalah teman- teman jadi saksi kalau usut kasus ini,” kata Netizen dengan nama akun Jhimy itu dengan narasi mengajak
Awak media ini sudah berusaha menghubungi Direktur Rumah Sakit Siloam melalui Whatsap, dijanjikan akan memberikan namun hingga saat ini belum ada jawaban.
“maaf baru cek wa nya.kami perlu waktu untuk telusur data pasien ini ya,” jawab Direktur itu melalui pesan Whatsap yang dikirim secara terpisah.
“Nanti agak sorean saya kabarin kembali ya pak,” pesan Dirut yang bernama Nina itu, pada Kamis 14/8/2025, Pukul 11.53 Wita
Tiba-tiba pada hari itu pula nomor wartawan langsung diblokir yang diketahui setelah awak media ini menghubunginya sore hari yang sama sesuai janjinya.