Jakarta, Suaranusantara.co – Anggota DPD RI dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Abraham Liyanto mengapresiasi komitmen dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membeli 2.000 ekor sapi dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Apalagi komitmen itu dituangkan dalam memorandum of understanding (MoU) antara BUMD DKI, PD Dharma Jaya dengan BUMD Provinsi NTT, PT Flobamor.
Namun Abraham melihat, NTT tidak cukup hanya kerjasama membeli sapi. NTT butuh dukungan dana untuk peningkatan produksi dan pengembangan ternak sapi secara modern.
“Kita tahu DKI Jakarta punya dana banyak. Nah, kita harapkan bisa dikucurkan ke NTT melalui dukungan pengembangan ternak sapi. DKI akan dapat manfaat yaitu akan lebih banyak lagi sapi yang bisa didapat dari NTT,” kata Abraham di Jakarta, Jumat, 29 Oktober 2021.
Ia menanggapi penandatangan MoU antara DKI Jakarta dan Pemprov NTT terkait pembelian sapi pada Selasa, 26 Oktober 2021. MoU ditandatangan antara PD Dharma Jaya dengan PT Flobamor yang disaksikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dengan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat.
Pada penandatangan MoU, PD Dharma Jaya memberikan secara simbolis PO pembelian sapi sebanyak 2000 ekor dan daging sapi sebanyak 4 kontainer. Harapannya Pemprov NTT dan PT Flobamor mendapatkan alokasi 30.000 ekor sapi dari total 60.000-an ekor sapi tahun depan untuk kebutuhan Idul Adha dan lainnya.
Abraham menjelaskan dukungan dana sangat perlu untuk pembinaan dan pelatihan para peternak sapi. Alasannya, proses peternakan sapi di NTT masih terjadi secara konvensional dan tradisional.
Para peternak melepas saja sapi mereka di ladang atau padang. Sapi dibiarkan mencari makan sendiri. Setelah cukup besar, tinggal dijual.
“Tidak ada sentuhan teknologi modern. Tidak ada produksi pakan. Tidak ada pemeriksaan kesehatan terhadap sapi. Dilepas begitu saja. Hidup ya syukur. Kalau mati dianggap sebagai bencana,” jelas Ketua Kadin Provinsi NTT ini.