Jakarta, Suaranusantara.co– Jumat 9 April 2021 sore, saya membaca berita di Sky Sports tentang rencana perubahan nama Stadion Maracana di Kota Rio de Janeiro, Brasil. Menyebut kota ini, ingatan saya langsung melayang ke pengalaman liputan Piala Dunia 2014.
Ceritanya, Gubernur Negara Bagian Rio de Janeiro, Claudio Castro, dan sejumlah anggota dewan negara bagian ingin mengubah nama Stadion Maracana. Stadion yang menjadi salah satu ikon Kota Rio de Janeiro itu hendak dibabtis ulang dengan nama Pele, legenda sepakbola Brasil. Namanya menjadi “King Pele Stadium” atau Stadion Raja Pele.
Nama itu diberikan untuk menghormati Pele yang bulan lalu genap berusia 80 tahun. Padahal, Pele tidak pernah tinggal di Rio de Janeiro. Salah satu pemain terbaik sepanjang sejarah sepakbola di planet ini, lahir di Mina Gerais dan hingga saat ini tinggal di Sao Paulo. Ia memang banyak kali bermain dan mencetak gol di Maracana selama membela Santos.
Untunglah ide gila itu gagal terwujud, setelah ditolak para pencinta sepakbola negeri samba. Salah satu yang bersuara keras menolak gagasan ini adalah Gerson, cucu Mario Filho. Mengapa Gerson getol menolak? Karena kakeknya Mario Filho, yang berprofesi sebagai wartawan, melobi ke sana ke mari untuk mendirikan stadion tersebut pada 1940.
Untuk menghormatinya, maka setelah dibangun, stadion itu dibabtis dengan nama Stadion Mario Filho. Namun, rakyat Brasil menyebutnya Stadion Maracana. Dan, sebutan ini jauh lebih terkenal.
Di stadion ini berlangsung laga final Piala Dunia 2014 antara Jerman melawan Argentina yang berujung pada kemenangan tipis 1-0 Der Panzer lewat gol Mario Gotze.