Jakarta, Suaranusantara.co – Sarah Gilbert, nama ini belakangan menjadi newsmaker di sejumlah pemberitaan media global. Namanya menjadi sorotan setelah menerima standing ovation ketika hadir saat laga pembuka turnamen tenis Wimbledon pada 28 Juni 2021 lalu. Bukan atlet tenis, atau pengurus tenis dunia, Sarah Gilbert adalah profesor vaksinologi.
Sarah Gilbert adalah orang di balik penciptaan vaksin AstraZeneca yang kini menjadi satu di antara vaksin yang di jadikan peluru. Yang di tujukan untuk membasmi virus corona yang mewabah di seantero penjuru dunia.
Tidak hanya di situ, kisah Sarah Gilbert berlanjut ketika dia melepas hak paten dalam proses produksi vaksin AstraZeneca. Itu artinya, publik bisa memperoleh harga vaksin yang bisa lebih murah. Di situlah penghormatan di berikan kepada Sarah Gilbert.
Sarah Gilbert, lahir di Kettering, Northamptonshire pada April 1962. Gilbert memiliki seorang ayah yang bekerja di bisnis sepatu dan ibu yang bekerja sebagai guru Bahasa Inggris. Kini, Gilbert merupakan Profesor Vaksinologi di Universitas Oxford. Ia juga salah seorang pendiri Vaccitech, sebuah perusahaan bioteknologi yang mengembangkan vaksin dan imunoterapi.
Ilmuwan Rendah Hati
Gilbert mendapatkan gelar sarjananya di Universitas East Anglia. Ketertarikannya dan kekagumannya pada keragaman pemikiran di bidang sains mendorongnya untuk mengambil jurusan biologi. Ia melanjutkan pendidikan doktoralnya di Universitas Hull di mana ia menginvestigasi genetika dan biokimia ragi Rhodosporidium toruloides.
Menurut laman National Center for Biotechnology Information, vaksin pertama yang di garap Gilbert di Universitas Oxford d imulai tahun 1994. Bersama dengan Adrian Hill, Gilbert melakukan penelitian yang berfokus pada vaksin malaria.
Karir Gilbert sebagai peneliti vaksin terus berkembang sejak saat itu. Ia mulai mengerjakan berbagai macam vaksin untuk berbagai penyakit, seperti influenza, Ebola, Mers, dan virus Zika.
Sebagai Ketua komite manajemen yang mengawasi produksi vaksin di Universitas Oxford, Gilbert dan rekan-rekannya telah menangguhkan semua penelitian vaksin. Dan bertujuan untuk memprioritaskan upaya pengembangan vaksin COVID-19.
Dengan karir yang panjang dan prestasi yang menjulang, Sarah Gilbert tetaplah sosok yang rendah hati. Ia dengan tulus mengatakan bahwa ada peran tim. Yang terdiri dari beragam keahlian yang ada di belakangnya dalam proses produksi vaksin AstraZeneca selama sebelas bulan sejak Januari 2020. “Ini sebuah capaian yang sangat besar, dan tanpa mereka kami tidak dapat melakukan progres secepat yang kemarin,” katanya. (tempo.co)