Namun, sebagai catatan, demokrasi di tanah air punya persoalan internal. Pemilu serentak 2019 sangat melelahkan dan brutal. Bukan hanya membelah bangsa, tetapi antar kandidat bersaing tidak sehat di mana isu agama di pakai untuk kampanye. Selain itu, pemilu dan pilkada serentak di Indonesia banyak terjadi dinasti politik. Demokrasi demikian bukan hanya brutal tapi mahal.
“Kalau demokrasi malah menumbuhkan oligarki dan menjadikan agama sebagai isu utama setiap pemilihan, maka kehidupan demokrasi akan mengkhawatirkan,” ujar Gus Nadirs.