Jakarta Suaranusantara.co – Kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh. Perubahan sel disebabkan oleh kesalahan pada proses pembelahan sel. faktor eksternal (rokok, virus, karsinogen), dan faktor keturunan.
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Hampir 95% kanker serviks pada wanita disebabkan oleh virus HPV. Dari ratusan jenis virus HPV, hanya 14 jenis yang dapat menyebabkan kanker. Berdasarkan penelitian, 70% dari kejadian kanker serviks disebabkan oleh virus HPV tipe 16 dan 18. Data menyebutkan bahwa 80% HPV ditularkan melalui hubungan seksual (baik vaginal, anal, maupun oral) dan ~20% non sexual.
HPV adalah virus yang sangat umum menginfeksi, dan 80% orang terindikasi pernah terinfeksi HPV selama hidupnya, sementara 90% infeksi HPV sembuh dengan sendirinya. Tipe HPV yang ganas biasanya menginfeksi secara persisten hingga menyebabkan sel normal berubah menjadi sel abnormal atau pre kanker, hingga menjadi sel ganas (kanker).
Faktor Risiko Kanker Serviks
Kanker serviks menduduki peringkat ke-2 kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia. Sementara cakupan skrining di Indonesia baru 5%, alasannya karena tidak nyaman, merasa malu, atau karena biaya yang dianggap mahal.
Beberapa faktor risiko kanker serviks diantaranya karena pernikahan dini atau memulai aktivitas seksual pada usia muda, yakni kurang dari usia 20 tahun. Kemudian perilaku berganti-ganti pasangan seksual atau berhubungan seksual dengan individu yang sering berganti pasangan juga menjadi salah satu faktor risiko. Selain itu, riwayat keluarga kanker serviks, penurunan sistem kekebalan tubuh (imunosupresif), dan frekuensi hamil dan melahirkan yang tinggi, juga diketahui sebagai faktor risiko kanker serviks.
Pencegahan ini terdiri dari pencegahan primer (program nasional vaksinasi HPV mulai 9 tahun dan pencegahan sekunder (skrining pada populasi dan deteksi dini mulai 30 tahun). Namun cakupan skrining di Indonesia masih rendah (<5%). Faktor penyebabnya antara lain adalah pengetahuan yang masih terbatas, metode invasif yang kurang nyaman, dan akses pengujian PCR untuk HPV DNA terbatas.
Peningkatan akses alat PCR dan personel terlatih dapat mendorong upaya pencegahan dengan menggunakan HPV DNA dengan sampel urin untuk melakukan skrining paling akurat dan nyaman sebelum timbul gejala kanker serviks.
Apa Solusinya?
Berdasarkan tes DNA, sekitar >99% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV tipe high risk. Solusi pertama yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan akurasi pemeriksaan dan kesadaran masyarakat, antara lain melalui kampanye tentang resiko dan bahayanya kanker serviks, deteksi dini yang akurat, pengobatan phase sedini mungkin, dan vaksinasi HPV.
Kemudian solusi yang kedua, adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan check up atau skrining dini, hasil uji akurat dan mendeteksi saat dini, dan vaksinasi yang memberikan perlindungan selama 50 tahun.